FORMAT LAPORAN RESMI
PRATIKUM FARMAKOLOGI
Resep no :V
Bentuk sediaan: SUSPENSI
A. Dasar Teori
1. pengertian
a. Suspensi adalah
sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh
cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang.
b. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
c. Farmakope Indonesia III, Th.
1979, hal 32
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
d. Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat,
tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan
padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat
tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang
ditetapkan. Yang pertama
berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua
berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan.
2.Macam-macam
suspensi
Suspensi
berdasarkan kegunaanya menurut USP
XXVII, 2004, hal 2587
S a.suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan
partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring
agent yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.
b. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung
partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatu pembawa
cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit.
c. Suspensi
otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan
maksud ditanamkan di luar telinga.
d.Suspensi optalmik
Yaitu sediaan cair
yang steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan
pembawa untuk pemakaian pada mata.
3.Berdasarkan Sifat sediaan obat suspensi (Diktat kuliah
Likuida dan Semisolida, hal 102-104)
a.Suspensi
Deflokulasi
- Partikel yang terdispersi
merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan sedimentasi bergantung daripada
ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.
- Gaya tolak-menolak di antara 2
partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada
waktu mengendap.
- Supernatan sistem deflokulasi
keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat
lambat.
- Keunggulannya : sistem
deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama
karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
- Kekurangannya : apabila sudah
terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
- Sistem deflokulasi dengan
viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan
apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.
b. Suspensi Flokulasi
- Partikel sistem flokulasi
berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini
disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga
ukurang agregat relatif besar.
- Cairan supernatan pada sistem
deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk
cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
- Keunggulannya :sedimen pada tahap
akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi.
- Kekurangannya : dosis tidak
akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
- Flokulasi dapat dikendalikan
dengan :
a. Kombinasi
ukuran partikel
b. Penggunaan elektrolit
untuk kontrol potensial zeta.
c. Penambahan polimer
mempengaruhi hubungan/ struktur partike
4.Sarat Sediaan Obat Suspensi
a.
FI IV, 1995, hal 18
1.
Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
2.
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung
zat antimikroba.
3.
Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
4.
Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
b. FI III, 1979, hal 32
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap
2. Jika dikocok, harus segera
terdispersi kembali
3. Dapat mengandung zat tambahan
untuk menjamin stabilitas suspensi
4. Kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
5. Karakteristik suspensi harus
sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan
untuk yang lama pada penyimpanan.(Ansel,
356
c.
Fornas Edisi 2, 1978, hal 333
Pada pembuatan suspensi, untuk mencegah pertumbuhan
cendawan, ragi dan jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang
cocok terutama untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda
atau wadah dosis ganda.
5.Keuntungan
dan Kekurangan Sediaan (RPS ed.
18, vol 3, 1538-1539)
a. keuntungan atau kelebihan
a. keuntungan atau kelebihan
:
1.Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
2.Homogenitas tinggi
3.Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
4.Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
5.Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
b. kekurangan atau kerugian
1.Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)
2.Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.
3.Alirannya menyebabkan sukar dituang
4.Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
5.Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
6.Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
B .RESEP
1. Resep Obat
R/
Cotrimoxazol tab 5
Gumi Arabic 500 mg
Aquadest 100 ml
m.f.susp F1.1
s. b .d.b. Cth 1
pro: Andi ( 5
tahun)
|
2. Khasiat Obat
a. cotrimoxazol
obat cotrimoxazol berkasiat untukInfeksi saluran kemih dan
kelamin yang disebabkan oleh E. coli.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumonia.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumonia
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumonia
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneriPneumonia yang
disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
b. gummi Arabic
gumi Arabic berkasiat untuk melarutkan
obat didalam air supaya menjadi homogen,
yang akan dipakai dalam sediaan suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan
obat contrimoxazol.
c. Aquadest
Aquadest berkhasiat untuk pelarut
bahan sedian suspensi.
3. Perhitungan Dosis Sekali Maupun Sehari.
Dalam 1 tab contrimoxazol mengandung sulfamethoaxzole
400mg, trimetropin 80 mg. jadi total nya 480mg.
Contrimoxazole 480mg X 5 tab=2400mg=
2.4 g
Gummi
Arabic 500 mg= 0.5 g
Aquadest
100ml= 100g,
1
sendok teh = 5 ml syr atau suspn= 0,005
Jadi:
2.4 g+
0.5g+100g=102.9
Jadi dalam satu sendok teh suspensi mengandung
102.9: 0,005= 20,58 g.
Jadi dosis sediaan obat
suspensi dalam 1x minum yang diberikan kepada an. Andi yaitu: Setiap 102.9 : 0,005 = 20,58g.
Dosis yang dibutuhkan dalam sehari oleh an. Andi yaitu: andi meminum
obaat sebanyak 3x/ hr, setiap satu kali minum 1 sendok teh. Jadi :
20,58g X 3= 61,74 g dalam sehari..
4. Cara Kerja Pembuatan Sedian Obat Suspensi
a. ALAT
1. Botol
dikalibrasi 100 ml.
2.
Gelas ukur
3 . Kertas
perkamen
4. Lap
halus
5. Lumpang
dan alu
6. Pipet
tetes
7. Sendok
tanduk
8 Timbangan
kasar
B.
BAHAN
1. Aquadest 100 ml
2. CONTRIMOXAZOL 5
tab
3. Gummi Arabic 500
mg
C. Langkah
kerja .
1) Ambil
cotrimoxazol sebanyak 5 tablet, gerus sampai halus dalam mortir. Kemudian
letakan di kertas perkamen dahulu.
2)
timbang gummi Arabicum sebanyak 500mg, kemudan digerus sambl
diberi tambahan aquadest secukupnya, aduk sampai homogen.
3)
campur kotrimoxazol dengan cairan gummi, aduk sampe homogen,
tambahkan sisa aquades sedikit demi sedikit sampai habis.
4)
kemudian masukkan dalam botol dikalibrasi 100 ml sampai habis
5) Dan
Diberi etiket putih dan pada label diberi keterangan “kocok dahulu”.
5.
Etiket Obat Bewarna putih
Laboratorium
STIKES Respati
Yogyakarta
|
No:
3
tgl: 14 – 12- 12
Nama
: An. Andi
3x
sehari 1 sendok teh,
Dikocok
terlebih dahulu.
Ttd
wulan
|
C. PEMBAHASAN SUSPENSI
A. CONTRIMOXAZOL
1.Uraian bahan obat
contrimoxazol
a.sulfametoksazol
a. Sinonim : sulfamethoxazolum (Anonim,
1979)
b.Nama & Struktur Kimia: 4-amino-N-(5-methylisoxazol-3-yl)-benzenesulfonamide,
5-(3,4,5-trimethoxybenzyl)pyrimidine-2,4-diamine,C10H11N3O3S, C14H18N4O3
c. Khasiat : anti bakteri
d. Pemerian : serbuk hablur putih; sampai hampir putih; praktis tidak berbau
e. Dosis : DLA = 1x : -
1 hr : 50 mg/kg (Anonim, 1979)
DLD = 1x : dosis awal = 2 g (Anonim, 1979)
dosis pemeliharaan = 1 g(2-3 kali 1hr)
b. Trimetoprim
a. Sinonim : trimethoprimum (Anonim, 1979)
b. Khasiat : anti bakteri
c. Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa sangat pahit
a. Sinonim : trimethoprimum (Anonim, 1979)
b. Khasiat : anti bakteri
c. Pemerian : serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa sangat pahit
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi
sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut
mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap
biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme.
Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri
gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci,
Pneumococci, Neisseria, Bordetella. Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae.
Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibakteri
lain seperti H. influenzae, E. coli. P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai
strain Staphylococcus.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol.
Indikasi:
Komposisi:
Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol.
Indikasi:
Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E.
coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis,
Proteus vulgaris.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
-
Saat menggunakan obat ini agar minum air yang banyak untuk mencegah
kristaluria.
-
Penderita dengan kegagalan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi. Pemberiannya
harus dijarangkan untuk menghindari efek kumulatif dalam darah.
-
Pada pengobatan jangka panjang, dianjurkan pemeriksaan darah yang teratur dan
berkala, karena ada kemungkinan terjadi diskrasia darah.
-
Tidak mengobati faringitis yang disebabkan oleh b
hemolitik streptococcus grup A.
-
Hentikan penggunaan Co-trimoxazole bila sejak awal penggunaan ditemukan ruam
kulit atau tanda-tanda efek samping lain yang serius.
EFEK SAMPING :
-
Mual, muntah, ruam kulit.
-
Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, diskrasia darah.
-
Pada penggunaan jangka panjang pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia
dan hal ini dapat ditolerir dengan pengobatan Asam folinat.
-
Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada
kulit atau darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis
fulminant, hepatic necrosis dan diskrasia darah lainnya.
KONTRA INDIKASI :
-
Penderita yang diketahui sensitif terhadap golongan Sulfonamid atau
Trimethoprim.
-
Bayi berumur kurang dari 2 bulan
-
Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
-
Wanita hamil dan menyusui, karena Sulfonamida melewati plasenta dan
dieksresikan pada susu dan dapat menyebabkan kernicterus.
INTERAKSI OBAT :
-
Co-trimoxazole dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu
paruh Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.
-
Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila Co-trimoxazole diberikan
bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya
Pirimetamin.
-
Pemberian bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya trobositopenia.
CARA PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dalam
wadah tertutup rapat dan hindarkan dari cahaya matahari.
Dosis:
6 minggu – 6 bulan:
120 mg, 2 kali sehari.
6 bulan – 6 tahun:
240 mg, 2 kali sehari.
6 – 12 tahun:
480 mg, 2 kali sehari.
Dewasa dan anak diatas 12 tahun:
960 mg, 2 kali sehari.
Untuk pengobatan jangka panjang : 2 x sehari 1 kaplet atau ½
kaplet forte.
Infeksi
berat : 2 x sehari 3
kaplet atau 1 ½ kaplet forte.
Untuk gonorea tidak terkomplikasi : 2 x sehari 4 kaplet
atau 2 kaplet forte selama 2 hari.
Untuk pengobatan Shigellosis selama 5 hari.
Untuk penderita gangguan fungsi ginjal dosis sebagai
berikut :
Creatinine Clearance
|
Dosis
|
> 30 ml/menit
10 – 30 ml/menit
<15 ml/menit
|
Dosis lazim
½ Dosis lazim
Pemberian tidak dianjurkan
|
B. AQUDEST
Aquadest berfungsi untuk pelarut bahan sedian obat suspensi dan sebagai volume tambahan.
nama nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama nama sinonim
: Air suling, Air murni
Rum rumus molekul : H2O
Pemp
pemberian
: Cairan
jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyi penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kha khasiat: untuk pelarut
C.
Gummi Arabicum
gumi
Arabic berkasiat untuk melarutkan obat
didalam air supaya menjadi homogen, yang akan dipakai dalam sediaan
suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan obat contrimoxazol.
1.
Uraian bahan gummi arabicum
a.Warna : putih
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau : Hampir tidak berbau
- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)
b. Kelarutan :
- mudah larut dalam air
- Menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
- Praktis tidak larut dalam etanol (95%)
- Rasa : Rasa tawar seperti lendir
- Bau : Hampir tidak berbau
- Bentuk : Butir, bentuk bulat (bulat telur)
b. Kelarutan :
- mudah larut dalam air
- Menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
- Praktis tidak larut dalam etanol (95%)
c. Ukuran partikel : Penampang 0,5 cm sampai 6 cm
d. Stabilitas :
- lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
- mudah terurai oleh bakteri dan reaksi enzimatik
- mudah teroksidasi
- lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
- mudah terurai oleh bakteri dan reaksi enzimatik
- mudah teroksidasi
e . Inkompatibilitas :
Inkompatibel dengan amidopyrin, apomorfin, aerosol, etanol 95 %, garam ferri,
morfin, tanin, timol, banyak kandungan garam menurunnya viskositas.
f. Sumber : - Farmakope Indonesia III hal.297
- Handbook
of pharmaceutical Excipient hal.2
D. PROBLEMA RESEP
I. Bentuk Sediaan Obat, Dan Bahan Tambahan Yang Diperlukan
Dalam pratikum ini kita membuat Bentuk sediaan obat yaitu
suspensi, pengertian suspensi sendiri
adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus
halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus
segera terdispersi kembali
Bahan utama obat yang digunakan
yaitu contrimoxazol sebanyak 5 tablet, dimana
obat cotrimoxazol berkasiat untukInfeksi saluran kemih dan kelamin
Infeksi saluran pernafasan bagian atas,
bronchitis kronis, Enteritis dan
Diare.
Selain itu dalam pratikum pembutaan
sediaan obat suspensi juga memerlukan bahan tambahan yaitu berupa:
a. gummi Arabic:
gumi
Arabic berfungsi untuk melarutkan
obat didalam air supaya menjadi homogen,
yang akan dipakai dalam sediaan suspensi dalam pratikum ini kita menggunakan
obat contrimoxazol.
b. Aquadest
Aquadest berfungsi untuk pelarut bahan sedian suspensi dann
penambahan volume.
2. Cara Penggunaan Obat Oleh Pasien
Dalam pratikum
pembuatan sediaan obat suspensi, cara penggunaan obat yang ditujukan kepada pasien dengan atas
Nama: Andi, yang berusia lima tahun yaitu larutan oral.
Larutan
oral adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral, yang mengandung
satu atau lebih bahan aktif terapetik yang larut dalam air, atau air- cosolven.
An. Andi
dianjurkan untuk minum obat (dalam sediaan suspensi) dalam setiap kali minum 1
sendok teh. Dan dalam sehari andi harus meminum sebanyak 3x. obat ini diminum
sesudah makan. Dan harus dikocok terlebih dahulu sebelum diminum.
3. Etiket Yang
Digunakan
Dalam pratikum
pembuataan sediaan obat suspensi , etiket obat yang digunakan adalah bewarna
putih, karena bentuk sediaan obat
suspensi ini cara pemakaianya ”oral” yaitu dengan cara diminum melalui mulut,.
.
Etiket Obat Bewarna putih
Laboratorium
STIKES Respati
Yogyakarta
|
No:
3 tgl: 14
– 12- 12
Nama
: An. Andi
3x
sehari 1 sendok teh,
Dikocok
terlebih dahulu.
Ttd
wulan
|
E. Permasalahan
1.Tujuan pengobatan
Dalam pratikum
ini tujuan pengobatan yang ditujukan
kepada pasien yaitu menggunakan bentuk sediaan obat yang berbentuk suspensi, yang cara pemakainya secara oral,
yang menjadi dasar pertimbangan untuk dibuat sediaan suspensi karena pasienya
masih berusia 5 tahun, Dimana biasanya anak dengan usia itu, masih susah untuk
minum obat. Dan manfaat sediaan obat
suspensi sendiri yaitu:
1 Baik
digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet/ kapsul, terutama anak-anak.
2.
Homogenitas tinggi
3.
Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul karena luas
permukaan
4.
kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat
5.
Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit obat (dari
larut/tidaknya)
6.
Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
Bahan
utama bentuk sediaan suspensi yaitu
contrimoxazol, dimana tujuan pengobatanya sendiri untuk:
-
Infeksi traktus urinarius seperti pielonefritis, pielitis dan prostatitis akut
dan kronis yang disebabkan oleh kuman yang sensitif, seperti E.coli, Klebsiella,
Enterobacter dan Proteus mirabilis.
-
Infeksi traktus gastrointestinalis, terutama yang disebakan oleh kuman Salmonella
dan Shigella seperti demam tifoid, paratifoid dan disentri basiler.
-
Infeksi traktus respiratorius seperti bronkitis akut dan sinusitis akut yang
disebabkan oleh kuman H. influenzae atau S. pneumoniae.
-
Infeksi THT seperti otitis media akut yang disebabkan oleh kuman H.
influenzae atau S. pneumoniae.
2. Perhitungan Dosis Sediaan Cair
Dalam 1 tab contrimoxazol mengandung sulfamethoaxzole
400mg, trimetropin 80 mg. jadi total nya 480mg.
Contrimoxazole 480mg X 5 tab=2400mg=
2.4 g
Gummi
Arabic 500 mg= 0.5 g
Aquadest
100ml= 100g,
1
sendok teh = 5 ml syr atau suspn= 0,005
Jadi:
2.4 g+ 0.5g+100g=102.9
102.9:
0,005= 20,58 g.
Jadi
dosis sediaan obat suspensi yang diberikan kepada an. Andi yaitu: Setiap satu
kali minum dalam 1 sendok the yaitu: 20,58g….
3. Lama Pengobatan Antibiotik
Obat antibiotic biasanya bekerja sangat
spesifik pada suatu proses mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri yang
memungkkinkan munculnya STRAIN bakteri yang kebal terhadap antibiotika,. Itulah
sebabya antibiotic diberikaan dalam dosis,yang menyebabkan bakteri segera
mati,dan dalam jagka waktu yang lama yaitu minimal sampe lima hari, agar tidak terjadi
mutasi.karena penggunaan antibiotic yang tanggung atau tidak tepat, hanya
membuka peluang munculnya bakteri yang kebal atau resisten.
Lama
pengobataan antibiotik sangat tegantung
dari jenis bakteri yang menginfeksi tubuh, sebagai contoh mycobacterium
memerlukan waktu selama 6 bulan, escheria coli memerlukan waktu 2 minggu (
tergantung dari beratnya infeksi). Karena faktor pengobatan yang tepat waktu
dan dosis yang tepat akan menghasilkan efek yang optimal, maka sebaiknya pasien
harus patuh dalam mengkonsumsi obat antibiotik, agar bakter tersebut tidak
resisten didalam tubuh pasien.
4. efek samping yang timbul dari antibiotic
Pasien
yang mengkonsumsi obat antibiotik bisa
menimbulkan efek samping diantaranya:
a.Reaksi alergi yang ringan berupa
gatal-gatal, yang lebih berat berupa syok anafilaksis / pingsan, bahkan
kematian. Yang perlu diwaspadai adalah seseorang dengan riwayat alergi dapat
muncul reaksi alergi pada penggunaan ulang suatu antibiotika tertentu.
b. Reaksi Toksik tergantung pada jenis obat dan faktor dalam
tubuh penderita. Contoh tetrasiklin mengganggu pertumbuhan jaringan tulang
termasuk gigi bila diberikan pada anak-anak.
c. Super Infeksi, yakni timbulnya infeksi baru karena
penggunaan antibiotik tertentu.
d. Resistensi Bakteri, yakni kemampuan antibiotik untuk
membasmi bakteri tertentu berkurang, bahkan hilang sama sekali.
e. Bisa juga berakibat parah seperti
sindrom Steven Johnson.
5. Sediaaa
obat contrimoxazool yang ada di perdagangan
Sediaan obat
brand name contrimoxazole yang beredar di perdagangan antar lain yaitu:
a.nama obat :
bactericid / bactericid forte
diproduksi oleh: SOHO
komposisi : per tab 400mg/80mg sulfamethoaxzole
400mg, trimetropin 80 mg.per 5 ml suspensi 200mg/40mg sulfamethoaxzole 200mg,
trimetropin 40mg,
indikasi
: Infeksi saluran nafas, ginjal, dan
saluran kemih, dan infeksi lainya.
Dosis : tab dewasa dan anak > 12
th, 2x/ hari. Infeksi berat 3tab 2x/ hari.kapl forte dws dan anak > 12 tahun 1 kaps 2x/ hr. susp anak 6- 12 th 5 – 10 ml,
2x/ hr. anak 2 th 2.5 ml 2x/ hr.
Pemberian obat: berikan segera sesudah makan,
Kontra
indikasi : HIPSESITIF terhadap sulfonamida , kerusakan hati, atau ginjal berat,
diskrasia darah, hamil, laktasi dan bayi > 2bln, porfiria.
Peringataan
: defissienssi asam folat, status nutrisi buruk, defisiensi G6PD, usia lanjut,
individu dengan peurunan fungsi ginjal,
Efek samping: ganggaun gastro intrasiinal, syndrom
steven Johnson, lyell, jarang hepatitis, kolitis pseudomembran, dan kelinan
darah.
Interaksi obat: efek menurun oleh PABA, anestesi
lokal oleh prokain, efek potensi dengan metotreksal, warfarin, sulfonilurea.
b. nama obat:
bactrizol
diproduksi oleh: corsa
komposisi : Co- trimoxazole (sulfamethoaxzole) (
SMZ) dan ( trimetropin) ( TM)
per tab 400mg/80mg sulfamethoaxzole 400mg,
trimetropin 80 mg.per 5 ml suspensi 200mg/40mg sulfamethoaxzole 200mg,
trimetropin 40mg,
indikasi : infeksi saluran kencing, infeksi GIT,
saluran nafas atas, THT, dan kulit.
Dosis: Tab dws 2 tab, anak 6- 12 th 1tab, 2- 5 th ½
tab . kaps forte dewasa 1 kpl, anak 6 – 12 th ½ kapl, . sir anak 6 – 12 th 2 sdt,
6 mg – 1 th ½ sdt. Semua dosis
diberikan 2x/ hari.
Pemberian obat: berikan segera sesudah makan,
Kontra
indikasi : hipersensitifitas terhadap
sulfonamida , kerusakan hati, atau ginjal berat, diskrasia darah, hamil,
laktasi dan bayi > 2bln, porfiria.
Peringataan
: defissienssi asam folat, status nutrisi buruk, defisiensi G6PD, usia lanjut,
individu dengan peurunan fungsi ginjal,
Efek samping: ganggaun gastro intrasiinal, syndrom
steven Johnson, lyell, jarang hepatitis, kolitis pseudomembran, dan kelinan
darah.
Interaksi obat: efek menurun oleh PABA, anestesi
lokal oleh prokain, efek potensi dengan metotreksal, warfarin, sulfonilurea.
c. nama obat:IKAPRIM/
IKAPRIM FORTE
diproduksi
oleh: ikapharmindo
komposisi: per tab ikraprim sulfamethoaxzole 400mg,
trimetropin 80 mg
per tab
ikraprim forte sulfamethoaxzole 800mg,
trimetropin 160 mg
indikasi: demam tifoid dn paratifoid,kolera, infeksi
saluran nafas, GI, saluran kemih kelamin, kulit dan jaringan lunak, GO,otitis
media akut, toksoplasmosis.
dosis:ikaprim dws dan anak > 12 th 2 tab, 6 – 12
th 1 tab, 6 bln – 5 th ½ tab. 6 hr – 6 bln ¼ tab, semua tadi diberikan 2x/
hr.
ikaprim forte dws
dan anak > 12 th 1 tab, anak 6- 12 th ½ tab, diberikan 2x/ hr
Pemberian obat: berikan segera sesudah makan,
Kontra
indikasi : hipersensitifitas terhadap
sulfonamida , kerusakan hati, atau ginjal berat, diskrasia darah, hamil,
laktasi dan bayi > 2bln, porfiria.
Peringataan
: defissienssi asam folat, status nutrisi buruk, defisiensi G6PD, usia lanjut,
individu dengan peurunan fungsi ginjal,
Efek samping: ganggaun gastro intrasiinal, syndrom
steven Johnson, lyell, jarang hepatitis, kolitis pseudomembran, dan kelinan
darah.
Interaksi obat: efek menurun oleh PABA, anestesi
lokal oleh prokain, efek potensi dengan metotreksal, warfarin, sulfonilurea.
F.
KESIMPULAN HASIL PRATIKUM PEMBUATAAN
SEDIAAN OBAT SUSPENSI
A. kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam pratikum
pembuataan sediaan obat suspensi yaitu:
1.Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.
2. Salah
satu keuntungan suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa pahit
obat yang kebanyakan kurang disukai oleh anak-anak sehingga memungkinkan untuk
diberikan pada anak-anak.sedangkan kerugiannya adalah pada saat penyimpanan
kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi.
3. Suspensi
yang ideal setidaknya haruslah dibuat dengan tepat, mengendap secara lambat dan
harus rata lagi bila dikocok.
B. SARAN
§ Diharapkan
kepada semua pratikum untuk lebih banyak belajar mengenai sifat,
stabilitas, tipe suspensi maupun cara melarutkan dan penyimpananya.
§ pada saat pembuatan
suspensi, praktikan harus mengetahui kelarutan dari bahan-bahan obat yang
dikerjakan, Praktikan juga harus mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi stabilitas suspensi, agar dapat menghasilkan suspensi yang baik.