HIPERTENSI KRONIS DALAM KEHAMILAN
I.
Pengertian
Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan
Hipertensi kronik sendiri didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik
lebih atau sama dengan 90 mmhg yang telah ada sebelum kehamilan, yang bertahan
sampai lebih dari 20 minggu pasca partus 1 atau setelah 12 minggu menurut
kepustakaan yang lain. (Saifuddin, 2010 : 531).
Hipertensi kronik atau
biasa disebut dengan hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi
yang disebabkan oleh faktor
herediter, faktor
emosi dan lingkungan. Wanita
hamil dengan hipertensi esensial memiliki tekanan
darah sekitar 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Gejala-gejala lain seperti kelainan jantung,
arteriosklerosis, perdarahan otak, dan penyakit ginjal akan timbul setelah dalam waktu yang lama dan penyakit terus
berlanjut. Hipertensi
esensial dalam kehamilan akan berlangsung normal sampai usia kehamilan
aterm. Sekitar 20%
dari wanita
hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan
darah.
Hipertensi
kronis pada masa kehamilan didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah
sekurang-kurangnya sistolik 140 mm Hg dan dengan tekanan darah diastolik
sekurang-kurangnya 90 mm Hg pada masa sebelum kehamilan. Untuk wanita yang baru
pertama kali hamil hipertensi tersebut dimulai sekurang-kurangnya 20 minggu
sebelum kehamilan. Prevalensi hipertensi kronis di Amerika Serikat diperkirakan
sekitar 3% dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan prevalensi ini
terutama disebabkan oleh peningkatan prevalensi obesitas, yang merupakan faktor
resiko utama hipertensi. Penundaan masa kehamilan sering terjadi pada perempuan
yang mengalami hipertensi kronis tersebut. Sehingga peningkatan jumlah wanita
hamil yang disertai dengan hipertensi memerlukan pemantauan khusus kemungkinan
terjadinya hipertensi kronis dan perlunya penyesuaian terapi antihipertensi
sebelum dan selama masa kehamilan
Umumnya
wanita hamil yang disertai dengan hipertensi kronis akan memiliki kondisi
kehamilan yang baik, tetapi mengalami resiko peningkatan komplikasi kehamilan
dibandingkan dengan wanita hamil yang tanpa hipertensi. Resiko perburukan
kehamilan meningkat seiring peningkatan keparahan hipertensi. Selain itu
beberapa agen antihipertensi beresiko pada kehamilan dan harus dihentikan
penggunaannya sebelum pembuahan (konsepsi). Mengingat sebagian besar kehamilan
adalah kehamilan yang tidak direncanakan, maka pada wanita usia produktif yang
mengalami hipertensi harus mendapatkan nasehat khusus sehubungan dengan
kehamilan dan upaya perawatan rutin.
Wanita
hamil dengan hipertensi kronis memiliki resiko peningkatan preeklamsia
sebesar 17-25% dibandingkan populasi umum yang hanya sebesar 3-5%, abrupsi
plasenta, pembatasan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, dan operasi caesar.
Resiko preeklamsia semakin meningkat seiring lamanya masa hipertensi.
Preeklamsia merupakan penyebab utama kelahiran prematur dan persalinan dengan
operasi caesar pada kelompok ini.
II.
Etiologi
Etiologi
hipertensi kronik dapat dibagi menjadi :
- Primer (idiopatik) : 90 %
- Sekunder : 10%, yang berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes melitus), penyakit hipertensi dan vascular
III.
Diagnosis
Diagnosis pada hipertensi kronik bila ditemukan pada
pengukuran tekanan darah ibu ≥ 140/90 mmhg sebelum kehamilan atau pada saat
kehamilan mencapai 20 minggu serta didasarkan atas faktor risiko yang dimiliki
ibu, yaitu : pernah eklampsia, umur ibu > 40 tahun, hipertensi > 4 tahun,
adanya kelainan ginjal, adanya diabetes mellitus, kardiomiopati, riwayat
pemakaian obat anti hipertensi. Diperlukan juga adanya pemeriksaan tambahan
berupa pemeriksaan laboratorium ( darah lengkap, ureum, kreatinin, asam urat,
SGOT, SGPT ), EKG, Opthalmology, USG).
Dahulu direkomendasikan bahwa yang digunakan sebagai
kriteria diagnosis adalah peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmhg
atau diastolik 15 mmhg, bahkan apabila angka absolut dibawah 140/90 mmhg.
Kriteria ini tidak lagi dianjurkan. Namun, wanita yang mengalami peningkatan
tekanan darah sistolik 30 mmhg atau diastolik 15 mmhg perlu diawasi dengan
ketat.
IV.
Komplikasi
pada ibu dan janin
Pada wanita hamil yang mengalami hipertensi kronik terjadi
peningkatan angka kejadian stroke. Selain itu komplikasi lain yang sangat
mengkhwatirkan yaitu terjadinya superimposed preeclampsia dimana hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya disfungsi hepar, gagal ginjal, serta tendensi
timbulnya perdarahan yang meningkat dan perburukan kearah eclampsia.
Pada janin sendiri dapat terjadi bermacam – macam gangguan
sampai kematian janin dimana efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah
wanita hamil akan merusak sistem vaskularisasi darah, sehingga mengganggu
pertukaran oksigen dan nutrisi melalui plasenta dari ibu ke janin. Hal ini bisa
menyebabkan prematuritas plasental dengan akibat pertumbuhan janin yang lambat
dalam rahim, bahkan kematian janin.
V.
Penanganan
Umum
a Istirahat cukup
b Mengatur
diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
c. Kalau
keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera
melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
VI.
Penatalaksanaan
a.
Risiko rendah hipertensi
- Ibu sehat dengan
desakan diastolik menetap ³100 mmHg
- Dengan disfungsi
organ dan desakan diastolik ³ 90 mmHg
b.
Obat antihipertensi
Alasan
utama untuk mengobati hipertensi pada kehamilan adalah untuk mengurangi
morbiditas ibu terkait hipertensi. Sebuah metaanalisis termasuk 28 uji acak
membandingkan pengobatan dengan antihipertensi baik dengan plasebo maupun tanpa
pengobatan menunjukan bahwa pengobatan dengan antihipertensi secara signifikan
mengurangi hipertensi berat. Namun pengobatan tidak mengurangi resiko
preeklamsia berlapis, abrupsi plasenta atau pembatasan pertumbuhan janin, juga
tidak memberikan manfaat pada neonatus.
Obat-obat antihipertensi kronis yang dapat digunakan pada masa kehamilan
yaitu:
- Metildopa, sebuah agonis reseptor alfa yang bekerja sentral, dosis sebesar 250-1500 mg dua kali perhari peroral. Metildopa sering digunakan sebagai terapi lini pertama, data jangka panjang menunjukan keamananya pada keturunan.
- Labetalol, yang merupakan kombinasi alfa dan beta bloker. Dosis 2x100-1200 mg peroral. Sering menjadi terapi lini pertama. Obat ini dapat memperburuk asma. Formulasi intravena tersedia untuk pengobatan darurat hipertensi.
- Metoprolol, sebuah beta bloker dengan dosis 2x25-200 mg peroral. Obat ini dapat memperburuk asma dan kemungkinan berhubungan dengan penghentian pertumbuhan janin. Beta bloker lainnya misal: pindolol dan propranolol dapat dipakai secara aman. Beberapa ahli merekomendasikan untuk menghindari penggunaan atenolol.
- Nifedipin (kerja panjang), sebuah pemblok kanal kalsium. Dosis 30-120 mg perhari. Nifedipin kerja cepat tidak direkomendasikan untuk terapi ini, mengingat kemungkinan resiko hipotensi. Pemblok kanal kalsium lainnya dapat digunakan secara aman.
- Hidralazin, merupakan sebuah vasodilator perifer. Dosis 50-300 mg perhari dalam dosis terbagi 2 atau 4. Sediaan hidralazin intravena tersedia untuk terapi darurat hipertensi.
- Hidroklorotiazid, sebuah diuretik dengan dosis 12,5-50 mg sekali perhari. Ada kekhawatiran sehubungan penggunaan obat ini, namun tidak ada data studi yang mendukung.
- Metildopa, sebuah agonis reseptor alfa yang bekerja sentral, dosis sebesar 250-1500 mg dua kali perhari peroral. Metildopa sering digunakan sebagai terapi lini pertama, data jangka panjang menunjukan keamananya pada keturunan.
- Labetalol, yang merupakan kombinasi alfa dan beta bloker. Dosis 2x100-1200 mg peroral. Sering menjadi terapi lini pertama. Obat ini dapat memperburuk asma. Formulasi intravena tersedia untuk pengobatan darurat hipertensi.
- Metoprolol, sebuah beta bloker dengan dosis 2x25-200 mg peroral. Obat ini dapat memperburuk asma dan kemungkinan berhubungan dengan penghentian pertumbuhan janin. Beta bloker lainnya misal: pindolol dan propranolol dapat dipakai secara aman. Beberapa ahli merekomendasikan untuk menghindari penggunaan atenolol.
- Nifedipin (kerja panjang), sebuah pemblok kanal kalsium. Dosis 30-120 mg perhari. Nifedipin kerja cepat tidak direkomendasikan untuk terapi ini, mengingat kemungkinan resiko hipotensi. Pemblok kanal kalsium lainnya dapat digunakan secara aman.
- Hidralazin, merupakan sebuah vasodilator perifer. Dosis 50-300 mg perhari dalam dosis terbagi 2 atau 4. Sediaan hidralazin intravena tersedia untuk terapi darurat hipertensi.
- Hidroklorotiazid, sebuah diuretik dengan dosis 12,5-50 mg sekali perhari. Ada kekhawatiran sehubungan penggunaan obat ini, namun tidak ada data studi yang mendukung.
Metildopa
merupakan agen antihipertensi yang paling banyak didukung dengan data
penelitian tentang khasiat dan keamanan penggunaannya pada wanita hamil. Obat
ini telah digunakan sejak tahun 1960-an. Dalam sebuah studi, metildopa tidal
menimbulkan efek yang merugikan pada anak-anak yang dilahirkan. Karenanya
metildopa sering dijadikan sebagai terapi lini pertama hipertensi pada wanita
hamil. Namun, metildopa sering menyebabkan kantuk yang membatasi
tolerabilitasnya.
KASUS
Seorang ibu umur
25 tahun G1 Po Ao AHo umur kehamilan 28minggu datang ke BPM. ERLI,
Maguwoharjo pada tanggal 11
Maret 2013 pukul 08.10 WIB dengan keluhan pusing. Ibu mengatakan
sebelum hamil sudah memiliki riwayat hipertensi hasil pemeriksaan
TD=150/100mmhg, tidak ada odema, protein urin negative.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN HIPERTENSI KRONIK
Ny “A” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 28 MINGGU
DI BPM. ERLI, MAGUWOHARJO
No
Register
: 052765
Masuk
Rs Tanggal/Jam : 11-03-2013/ Jam 08.10 WIB
Di
Riwat di
Ruang
: Pemeriksaan
I.
PENGKAJIAN
A.
IDENTITAS
IBU
SUAMI
Nama
:
“A”
“ L”
Umur
: 25
tahun
28 tahun
Agama
:
Islam
Islam
Suku
/Bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
:
SMA
STM
Pekerjaan
: IRT
Pegawai swasta
Alamat
: Maguwoharjo Magowoharjo
No
Telpon :
085312046565 021888
B.
DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan kunjungan
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2.
Keluhan utama
- Ibu
mengatakan sering merasakan pusing
3.
Riwayat menstruasi
Menarche
: 13
tahu
Siklus
: 28 hari
Lama
: 5-7
hari
Teratur :
Teratur
Sifat
darah
:
cair
Keluhan : Tidak ada
4.
Riwayat Perkawinan
Status
pernikahan : syah
Menikah
ke
: 1
Lama
: 1
tahun Usia menikah
pertama kali : 24 tahun
5.
Riwayat obstetrik : G1 P0 A0 AH0
no
|
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
|||||||
Tahun
|
Tempat
|
Umur kehamilan
|
Jenis
|
penolong
|
JK
|
BB
|
B
|
Keadaan
|
|||
1
|
Hamil ini
|
6. Riwayat kontrasepsi yang digunaka
no
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
1
|
Ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi
|
||||||||
7.
Riwayat Kehamilan sekarang
a.
HPM : 27-08-2012
HPL
: 4-05-2013
b.
ANC pertama kali umur
kehamilan
: 4+2 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester
I
Frekuensi
: 3 x,
Tempat : BPS
Oleh : Bidan
Keluhan
: Mual muntah, pusing
Terapi
: Asam
folat , kalsium methyldopa
Trimester
II
Frekuensi
: 2 x,
Tempat :
BPS
Oleh : Bidan
Keluhan
: pusing
Terapi
: Fe , kalsium , vit C, methyldopa
d.
Imunisasi TT
TT1
: Juni 2012
TT2
: Pada umur kehamilan 4+4 Minggu
TT3:
Pada umur kehamilan 8+4 Minggu
TT4:Belum
dilakukan
e.
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu
mengatakan merasakan gerakan janin >
3X selam 2 jam setiap harinya
8.
Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan saat ini sedang menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan tidak sedang / pernah
menderita penyakit menular ( PMS, HIV/ AIDS, HEP B) penyakit menahun( ASMA,
Jantung. Ginjal)
b.
Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu
mengatakan ibu kandungnya menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit
menurun ( DM, ASMA, ), penyakit menahun seperti (Jantung , Ginjal, ASMA).
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai
riwayat keturunan kembar.
d.
Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e.
Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai
alergi obat.
9. Pola
pemenuhan kebutuhan
Sebelum
hamil
Saat hamil
a.
Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3
x/hari
4- 5 x/hari
Jenis
: nasi, sayur,
lauk
nasi, sayur, lauk
Porsi
: 1
piring
1 piring
Pantangan : tidak
ada
tidak ada
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-7
x/hari
7- 10 x/hari
Jenis
: air putih,teh air
putih,susu
Porsi
: 1
gelas
1 gelas
Pantangan : tidak
ada
tidak ada
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1
x/hari
1 x/hari
Warna
: kuning
kecoklatan
kuning kecoklatan
Konsistensi :
lembek
lembek
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
BAK
Frekuensi : 5
x/hari
6 x/hari
Warna
: kuning
jernih
kuning jernih
Konsistensi :
cair
cair
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
c.
Istirahat
Tidur siang
Lama
: 2
jam
2 jam
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
Tidur malam
Lama
: 8
jam
8 jam
Keluhan
: tidak
ada
tidak ada
d.
Personal Higiene
Mandi
: 2
x/hari
2 x/hari
Ganti pakaian : 2
x/hari
3 x/hari
Gosok gigi : 2
x/hari
2 x/hari
Keramas :
3
x/minggu
3 x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi : 2
x/minggu
1 x/minggu
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
f.
Pola aktivitas
Ibu
mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
10.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti
( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
11.
Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi,
kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-
Ibu mengatakan ibu,suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
-
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan persalinan seperti : pendamping ibu pada saat persalinan, Donor darah, kendaraan,
tempat persalinan, penolong persalinan.
-
Ibu mengatakan ingin memberikan ASI secara Esklusif pada bayinya.
-
Ibu mengatakan ingin merawat bayinya sendiri.
-
Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
-
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
-
Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.
12.Pengetahuan
ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
-
Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui menganai laktasi.
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara perawatan bayi.
13.Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-
Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah
pabrik dan jauh dari kandang hewan)
-
Ibu menagatakan tidak mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing, anjing,
ayam, dan burung.
C.
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan
umum
: Baik
Kesadaran
:
Composmetis
Status
emosional
: Stabil
Tanda
vital sign
Tekanan
darah :
150/100mMhg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
:
21x/menit
Suhu
:36,3oC
Berat
badan
: 54
kg
Tinggi badan : 156 cm
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala
: Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut
: panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
Muka
: oval, ada strei gravidarum, tidak ada
bekas luka,
tidak oedem
Mata
: simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva merah
muda(tidak anemis),
sclera tidak ikterik dan penglihatan
baik.
Telinga
: simetris, bersih, trdapat lubang dan
gendang telinga
pendengaran baik
Hidung
: simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada
polip, tidak
secret
Mulut
: simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,
lidah bersih.
Leher
: tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan
tidak ada
pembesaran kelenjar vena jugu laris.
Dada
: tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding
dada.
Payudara
: simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mamae, dan
Colostrums belum keluar.
Abdomen
: TFU: 28 cm, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linia
alba dan
straigravidarium
Palpasi
Loepold
Leopold I
: bagian fundus teraba bulat, lunak, (bokong)
Leopold
II : bagian kanan ibu teraba keras,
memanjang, seperti papan
terdapattahanan ( punggung) dan bagian kiri
ibu teraba bagian
kecil- kecil mudah digerakan( ekxtermitas)
Leopold
III :bagian terendah janin teraba
bulat, keras, tidakmelenting(kepala) Leopold IV :
kedua tangan pemeriksa masih bertemu(konvergen) bagian
terendah janin belum masuk panggul
Palpasi
supra pubic : tidak dilakukan
Osborn
test
: tidak dilakukan
TFU
menurut Mc. Donal : tidak dilakukan,
TBJ : (28-12)x155= 1800 gram
Auskultasi
Djj : 145x / Menit
Estremitas
Atas : Tidak ada
oedem, jari kuku tidak pucat
Ekstermitas
Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek
patella kaki
kanan dan kiri positif
Genetalia
: Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises.
Anus
: Tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pemeriksaan
penunjang Tanggal,11-03-2013,jam 08.10 WIB
Protein urine(-)
4.
Data Penunjang
Hb : 12gr/dl
II.
INTERPRETASI DATA
A.
Diangnosa kebidanan
Seorang
ibu Ny ”A” umur 25 tahun G1 P 0 A 0
UK 28 minggu janin tunggal, hidup intra uterin, PUKA, preskep dengan Hipertensi
kronis.
Data
dasar
Data
subyektif :
- Ibu
mengatakan umur 25 tahun
- Ibu
mengatakan ini merupakan kehamilan pertama
- Ibu
mengatakan belum pernah keguguran
-
Ibu mengatakan sebelum hamil mempunyai riwayat darah tinggi.
Data
Obyektif :
KU
:
baik,
Kesadaran
: Composmetis
TTV
: TD: 150/100mMhg
R : 23/menit
N
:84/menit
S : 36,3oC
Djj
: 145/menit
Palpasi
Leopold I : Bokong
Palpasi
Leopold II : Puka
Palpasi Leopold III :Perskep
Palpasi
Leopold IV :Konvergen
B.
Masalah
-
ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data
dasar
Data
subyektif
-
Ibu
mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data obyektif
-
Ibu
tampak khawatir dan gelisah
C. KEBUTUHAN KUSUS
- Beri diet protein dan banyak
istirahat
- Beri konseling tentang hipertensi kronis
dan pengaruh terhadap kehamilan
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
-
Dari
hipertensi menjadi preeklamsia ringan
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN Tanggal
11-03-2013, jam 08.20 WIB
o
beritahu
ibu tentang hasil pemeriksaan
o
beritahu
ibu tentang keluhan yang dialami ibu
o
anjurkan
ibu untuk tidur miring kiri
o
anjurkan
ibu untuk istirahat
o
anjurkan
ibu diet
o
beri KIE
tanda bahaya yang mungkin timbul
o
berikan
ibu tablet fe dan asam folat
o
anjurkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN Tanggal 11-03-2013jam
08.30 WIB
o
Memberitahu
kepada ibu tentang keadaan ibu yaitu:
TD : 150/100mmhg R :
23x/menit
N : 84x/menit S :
36,3oC
o
Menjelaskan
bahwa ibu mengalami Hipertensi Kronis dimana adanya penyakit hipertensi yang
telah terjadi sebelum hamil ataupun ditemukan pada usia kehamilan 20minggu atau
hipertensi yang menetap 6minggu pasca-persalinan, kondisi tekanan darah
sekurang-kurangnya sistolik 140 mm Hg dan dengan tekanan darah diastolik
sekurang-kurangnya 90 mm Hg pada masa sebelum kehamilan.
o
Menganjurkan
ibu untuk tidur miring kekiri dan satu kakinya agak ekstensi sedikit lalu
mengganjalnya dengan bantal
o
Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang minimal 2 jam, tidak boleb tidur
terlarut malam dan melakukan aktifitas yang melelahkan
o
Menganjurkan
ibu untuk melakukan diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
o
Memberitahu
tentang tanda bahaya yang timbul yaitu perdarahan
pervaginam yang
banyak, pandangan kabur, sakit kepala sampai ibu jatuh
pinsan, Tidak ada
gerakan janin Odem pada wajah dan tangan jika
mengalaminya maka
ibu harus segera datang ketenaga
kesehatan
o
Memberikan
ibu tablet fe 1x1/hari dan asam folat 1x1/hari methyldopa
1x1/hari
o
Menganjurkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3minggu lagi atau jika ada keluhan
VII.
EVALUASI Tanggal,11-
03-2013,jam 08.40WIB
o
Ibu sudah
mengetahui keadaannya dan ibu merasa senang mengetahui ibu dan janinya dalam
keadaan baik
o
Ibu
sudah paham dengan keluhan yang dialaminya ditandai ibu sudah tidah merasa cemas
o
Ibu
bersedia untuk tidur miring saat beristirahat
o
Ibu
bersedia untuk istirahat yang cukup
o
Ibu
bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang sehat bagi ibu dan janinnya
o
Ibu
sudah diberi terapi obat dan bersedia untuk mengkonsumsinya secara teratur
o
Ibu
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 3 minggu yang akan datang atau jika
ada keluhan
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking