Donderdag 23 Mei 2013

Makalah Herpes dan varicella pada ibu hamil



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama masa kehamilan, daya tahan seseorang cenderung mengalami penurunan. Akibatnya, rentan terserang berbagai penyakit. Bahkan infeksi ringan , terkadang sulit untuk dihindari. Padahal, selama kehamilan seorang calon ibu dituntut untuk menjaga stamina agar tetap prima.
Sekalipun infeksi yang dialami oleh ibu hamil tidak selalu berpengaruh terhadap janin, namun ceritanya akan lain bila terinfeksi virus herpes dan  virus varisella Penyakit ini termasuk TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks) dan varisella zoster . Kelima  penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakaan janin.Seorang ibu hamil hendaknya mewaspadai terhadap serangan virus herpes dan virus varisella zoster,  sebab infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual ini, bila mengenai janin akan mengakibatkan kematian.
Untuk mencegah agar bayi yang sistem kekebalannya masih sangat lemah, seorang Dokter akan memberikan saran agar ibu hamil yang terindikasi virus herpes, melahirkan secara caesar. Persalinan caesar memungkinkan bayi tidak perlu melewati saluran persalinan yang menjadi persemaian berbagai virus.
Penyakit herpes muncul dalam bentuk gelembung atau lepuh-lepuh pada permukaan kulit, disertai rasa sakit. Berdasarkan bagian tubuh yang diserang, dapat dibedakan sebagai herpes genitalis, herpes gestationis, herpes simpleks dan herpes zoster.
 Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit chickenpox/varisela apabila di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1 hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah (sekitar 2 dari 100 kasus). Kehamilan cenderung memperburuk perjalanan penyakit varicella. Infeksi varicella pada kehamilan meningkatkan risiko kejadian komplikasi pneumonia. Infeksi varicella pada trimester awal kehamilan memunculkan risiko kelainan kongenital, sebesar 0,4 – 2%.

1.2. Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian dari  herpes dan varisella ?
2.      Apa penyebab dari herpes dan varisella?
3.      Bagaimana tanda dan gejala herpes dan varisella?
4.      Bagaimana pencegahan herpes dan varisella ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan herpes dan varisella?

1.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari herpes dan varisella
2.      Untuk mengetahui penyebab dari herpes dan varisella
3.      Untuk memahami tanda dan gejala herpes dan varisella
4.      Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya herpes dan varisella
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap herpes dan varisella



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi  Herpes Genitalis
Genital herpes, juga umumnya disebut "herpes" adalah infeksi virus oleh herpes simplex virus (HSV) yang ditularkan melalui kontak intim dengan lapisan-lapisan yang ditutupi lendir dari mulut atau vagina atau kulit genital. Virus memasuki lapisan-lapisan atau kulit melalui robekan-robekan mikroskopik. Sekali didalam, virus berjalan ke akar-akar syaraf dekat sumsum tulang belakang (spinal cord) dan berdiam disana secara permanen.
Ketika seseorang yang terinfeksi mempunyai perjangkitan herpes, virus berjalan menuruni serabut-serabut syaraf ke tempat dari asal infeksi. Ketika ia mencapi kulit, kemerahan dan lepuhan-lepuhan (blisters) yang khas terjadi. Setelah perjangkitan awal, perjangkitan-perjangkitan yang berikut cenderung menjadi sporadik. Mereka mungkin terjadi mingguan atau bahkan tahunan berpisahan.
Dua tipe-tipe dari virus-virus herpes berhubungan dengan luka-luka genital: herpes simplex virus-1 (HSV-1) dan herpes simplex virus-2 (HSV-2). HSV-1 lebih sering menyebabkan blisters dari area mulut sementara HSV-2 lebih sering menyebabkan luka-luka genital pada area sekitar anus. Perjangkitan dari herpes berhubungan erat pada berfungsinya sistim imun. Wanita-wanita yang mempunyai sistim-sistim imun yang ditekan, karena stress, infeksi, atau obat-obat, mempunyai perjangkitan-perjangkitan (outbreaks) lebih seringkali dan bertahan lebih lama.
Wanita hamil terserang herpes bayi mempunyai risiko tinggi tertular. Virus dapat ditularkan kepada janin melalui placenta selama kehamilan atau selama persalinan vaginal. Pada infeksi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, ketuban penurunan pertumbuhan. Sekitar 30-50% bayi yang lahir melalui vagina dengan seorang ibu yang terinfeksi virus herpes. Bayi yang dilahirkan perempuan mengalami serangan pada saat lahir, satu sampai empat persen menjadi terinfeksi dengan herpes-simplex virus.
Setelah infeksi, virus herpes membentuk suatu masa yang disebut latency, saat virus yang ada dalam tubuh dari sel saraf dapat muncul (misalnya alat kelamin, mulut, dan bibir) virus menjadi aktif lagi. Meskipun aktif, virus mulai kali (disebut peluruhan) dan menjadi transmittable lagi. Peluruhan ini mungkin tidak disertai oleh gejala. Selama reaktivasi, virus berpindah dari dalam sel saraf dan diangkut melalui saraf ke kulit. Kemampuan virus herpes menjadi laten dan reaktif menjelaskan jangka panjang, sifat herpes infeksi yang berulang.
Infeksi ulang mungkin dipicu oleh haid, penyakit yang menyebabkan fevers, stres, sistem kekebalan imbalances, dan penyebab lainnya yang tidak diketahui. Namun, tidak semua pasien mengalami kejadian kedua.
2.2 Gejala
Herpes genitalis primer timbul setelah masa laten yang lamanya bervariasi        (Glasier, Anna, 2006)
1.    Gejala sistemik sering terjadi, terutama pada wanita dan mencakup demam, nyeri kepala, malese dan mialgia.
2.    Nyeri yang mungkin parah, di vulva atau penis disuria dan peningkatan rabas vagina.
3.    Pembesaran kelenjar linfe inguinal disertai nyeri tekan biasanya timbul lebih dari 1 minggu setelah awitan penyakit.
4.    Lesi awalnya bersifat popular tetapi cepat menjadi vesikel dan mengalami ulserasi. Lesi menetap sampai 2 minggu sampai terjadi pembentukan krusta.
5.    Pada wanita, dijumpai ulkus ekstensif di labia mayor, labia minora, kulit di sekitar introitus, perineum, region periananal, vagina, dan serviks.
6.    Dapat timbul proktitis herpetika.
7.   Pembentukan lesi baru dapat dijumpai pada 10 hari pertama. Radikulitis sacrum, yang bermanifestasi sebagai konstipasi, retensi urin, dan parestesia dalam distribusi saraf sekralis merupakan komplikasi yang jarang pada infeksi HSV 2 primer.
8.    Gejala sistematik biasanya mereda dalam 7 sampai 10 hari dan lesi genital biasanya sembuh dalam waktu sekitar 21 hari.
9.    Gambaran klinis pada wanita cenderung lebih parah daripada pada pria.
10. Gambaran klinis episode pertama herpes genitalis pada orang yang pernah terpajan ke HSV tampaknya lebih ringan daripada mereka yang menderita infeksi genital primer sejati.
2.3. Diagnosis
Diagnosis perlu di tegakkan secara pasti sehingga pasien dapat diberi konseling yang tepat.
1.   Bahan diperoleh dengan mengerok secara hati-hati bagian dasar ulkus denganmenggunakan stik aplikator berujung kapas harus dukirim dalam medium transfortasi yang sesuai (mis: medium Hank) untuk isolasi virus dalam kultur jaringan.
2.    Pada wanita yang tidak hamil, deteksi antigen HSV dengan imunofluoresensi atau enzyime-linked immunoabsorbent assay (ELISA) dapat menjadi alternative praktis terhadap kultur jaringan.
3.    Darah harus diambil pada kunjungan pertama, dan diulang 10 sampai 14 hari kemudian, untuk studi serologis, terutama dengan menggunakan uji fiksasi komplemen (complement fixation test,CFT). Individu yang mengidap infeksi primer akan membentuk antibody dalam interval ini. CFT tidak dapat mendeteksi infeksi HSV 2 awal apabila terdapat antibody terhadap HSV 1. Telah dikembangkan uji serologis Yng spesifik-tipe, tetapi peran uji-uji ini dalam praktik klinis masih belum diketahui pasti (Glasier, Anna, 2006)
2.4.  Terapi
1. Infeksi Primer atau Awal
1)      Aciclovir (200 mg per oral lima kali sehari selama 5 hari), famciclovir (250 mg 3 kali sehari selama 5 hari), atau valaciclovir (500 mg 2 kali sehari selama 5 hari) merupakan obat pilihan. Dibandingkan dengan pasebo, lesi lebih cepat sembuh, nyeri lebih cepat reda, pembentukan lesi baru berhenti, dan gejala sitemik lebih cepat reda.
2)      Pasien harus diperingatkan mengenai kemungkinan risiko autoinokulasi ke bagian-bagian tubuh lain, terutama ke kornea, dan mengenai perlunya kebersihan yang ketat.
3)      Hubungan intim sebaiknya ditunda sampai seluruh lesi sembuh.
Penyakit Berulang (Kambuh). Anjurkan untuk memakai obat-obat antivirus di atas masih belum jelas. Walaupun perjalanan klinis penyakit sedikit banyak menjadi lebih singkat, namun secara umum hal ini tidak member banyak keuntungan bagi pasien. Apabila diberikan secara dini, mis : selama stadium prodroma, obat-obat ini dapat mengurangi secara bermakna lama kekambuhan (Glasier, Anna, 2006).
2. Terapi Supresif
Aciclovir (200 mg 4 x sehari atau 400 mg 2 x sehari), atau famciclovir (250 mg 2 x sehari) mengurangi frekuensi kekambuhannya sangat sering atau sangat mengganggu. Apabila diberikan selama setahun, angka kekambuhan selanjutnya mungkin berkurang.
Aciclovir hanya sedikit menimbulkan efek samping, tetapi keamanan pada kehamilan masih belum diketahui pasti. Konseling berperan penting dalam penatalaksaan pasien dengan herpes genitalis (Glasier, Anna, 2006).


2.5.Herpes Genitalis Pada Kehamilan
Infeksi primer mungkin menyebabkan aborsi spontan, retardasi pertumbuhan intrauterus, dan persalinan permatur. Pedoman-pedoman mengenai penatalaksaan herpes genitalis pada kehamilan dapat ditemukan dibeberapa kepustakaan (Smith et al., 1998).
Infeksi herpes neonates dapat terjadi intra-atau pasca-partum. Lebih dari 10 bayi yang lahir dari ibu yang infeksi HSV primer aterm kemungkinan besar terifeksi dan memperlihatkan gejala penyakit dengan kondisi ini, seksio sesarea mengurangi resiko infeksi neonates, dan tindakan ini juga harus dipertimbangkan apabila  seorang wanita dating dengan infeksi primer selama 6 minggu terakhir kehamilannya.
 Risiko bagi bayi yang lahir pervaginam dari ibu dengan HSV berulang pada aterm cukup rendah, tetapi harus dilakukan seksio sesarea apabila pada aterm ditemukan lesi genital. Karena 60% wanita dengan infeksi HSV yang melahirkan bayinya tidak memperlihatkan gambaran klinis infeksi atau riwayat herpes genitalis, maka pemeriksaan penapisan rutin selama kehamilan tidak dianjurkan (Glasier, Anna, 2006)

2. 6.  Herpes Gestationis

Penyakit herpes jenis ini hanya menyerang wanita yang hamil muda. Gejala khas penyakit ini adalah munculnya sekelompok gelembung air atau lepuh-lepuh pada kaki dan perut. Sekalipun tergolong herpes, namun penyakit ini tidak mengakibatkan kecacatan pada janin. Dan herpes gestationis dapat diobati dengan memberikan obat yang mengandung kortikosteroid. Sungguh pun demikian, penggunaan obat ini seyogyanya dalam pengawasan dokter.Sebab bagi seorang ibu hamil,obat ini dapat berdampak pada keguguguran janin.
Biasanya lepuh-lepuh pada kulit di sekitar kaki dan perut akan hilang dengan sendirinya setelah persalinan terjadi. Meskipun demikian, seseorang ibu yang pernah mengidap penyakit herpes jenis ini, sebaiknya berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan apabila menginginkan kehamilan lagi. Sebab, seperti herpes lainnya, Herpes Gestationis pun bersifat laten dan suka kambuh.
2.7.  Herpes Simpleks
Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang melempuh atau melalui cairan yang keluar dari  lepuh-lepuh pada kulit. Ada 2 tipe virus Herpes Simpleks yakni virus HSV1 yang sering menyerang bagian bibir, mulut dan muka. Dan virus HSV2 yang kebanyakan menyerang bagian bawah, terutama didaerah sekitar kelamin.
 Sulit membedakan gejala awal serangan dari kedua tipe virus herpes simpleks, namun HSV1 kebanyakan menyerang mereka yang belum atau baru saja akil balig, Penderita mengalami mirip gejala flu yang disertai bisul atau borok yang timbul disekitar mulut.
Sedangkan HSV2 merupakan penyebab utama herpes genitalis, berupa lepuh-lepuh pada kelamin yang terasa menyakitkan. Obat anti virus acylovir dalam kondisi tertentu dapat membantu meringankan rasa sakit.

2.8.  Herpes Zoster

Penderita penyakit herpes jenis ini akan merasakan sakit yang hebat, sebab virus ini selalu menginfeksi sejumlah jaringan saraf. Seperti herpes lainnya, gejala awalnya berupa gelembung-gelembung kecil berisi cairan bening yang muncul secara tiba-tiba disekitar punggung,dada,leher atau wajah

Virus penyebab Herpes Zoster sama dengan virus penyebab cacar air, yaitu virus varicella-zoster. Oleh sebab itu penyakit ini sering disebut sebagai stadium ke dua dari cacar air, sekalipun ketika kanak-kanak pernah terjangkit tak menutup kemungkinan terjangkit  kembali ketika dewasa. Definisi

 

 

2.9. Definisi varisella

Varicella / chickenpox atau sering disebut cacar air adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik – bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Merupakan infeksi akut menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster. 

Varicella merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan dan nifas.  Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus prematurus. 
2.10. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi dari virus Varicella-Zoster (VZV) Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita, virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.
2.11. Patofisiologi
Infeksi virus masuk bersama airborne droplet masuk ke traktus respiratorius, tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit tapi penyebaran paling efektif melalui sistem respirasi. Selanjutnya virus akan berkembang di dalam sistem retikuloendotelial, kemudian akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti dengan munculnya lesi di permukaan virus.
Jalur transmisi varicella melalui inhalasi/droplet infection, yang dianggap mulai infeksius sejak 2hari sebelum lesi kulit muncul. Kemungkinan lain penularan terjadi melalui lesi di kulit. Lesi di kulit dianggap tidak infeksius setelah semua menjadi krusta, dengan kemungkinan penularan terjadi sampai 10-21 hari (rata-rata 15 hari, sejak awal muncul lesi kulit).
Tanda awal varicella mungkin mirip gejala flu, dengan malaise dan demam, diikuti munculnya lesi kulit yang khas. Pada suatu periode waktu didapatkan lesi berupa makula, papula, vesikel/pustula, dan krusta, dengan lokasi tersebar/tidak berkelompok.
Penyebarannya :
·   Biasanya mulai dar badan (dada), menyebar ke wajah dan ekstremitas.
·   Bentuk makula, papula vesikuladan krusta dapat terjadi pada waktu yang sama.
Bila terjadi infeksi skunder, cairan vesikula yang jernih akan berubah menjadi nanah lymfodenopati.
2.12. Tanda Gejala
Pada penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa di dapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Berapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut. Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk secara tidak sengaja. Jika lenting ini tidak dibiarkan maka akan segera membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Proses ini memakan waktu selama 6-8jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada bayi, misalnya bayi yang usianya belum genap satu tahun akan lebih menderita pada saat terserang virus ini karena demamnya bisa sangat tinggi. Kulitnya pun akan bisa terinfeksi bakteri. Mereka belum bisa mengeluarkan apa yang dirisaukannya kecuali menangis.
2.13. Efek Samping
1. Pada Kehamilan
5 – 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan
Komplikasi maternal yang mungkin terjadi :
1)      Persalinan preterm.
2)      Ensepalitis
3)      Pneumonia
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24% . Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan. Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan

2. Pada Persalinan
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius.
Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.
2.14. Komplikasi
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.
Imunisasi varciella tidak boleh dilakukan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan. Varisela pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan kongenital sedangkan infeksi ibu hamil menjelang melahirkan dapat terjadi varisela congenital.
Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.
Untuk mengurangi risiko kerusakan akibat garukan, sebaiknya :
  1. kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun menjaga kebersihan tangan
  2. kuku dipotong pendek agar saat digaruk tidak terjadi infeksi
  3. pakaian tetap kering dan bersih
  4. diberi obat antibiotikan atau jika kasusnya berat diberi obat anti-virus asiklovir.
  5. Isolasi untuk mencegah penularan
  6. diet bergizi tinggi (tinggi kalori dan protein)
  7. bila demam tinggi, kompres dengan air hangat
  8. upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi.
  9. upayakan agar vesikel tidak pecah
2.15. Penatalaksanaan
Pengobatan pada varicella, sebagai berikut :
1. Topical  : Bedak dan antibiotika
2. Sistemik : Sedativa, antipiretik, antibiotika untuk infeksi sekunder, acyclovir.
Pengobatan varicella dibagi menjadi 2, yaitu pada penderita normal dan penderita dengan imunokompromise atau penurunan system imun :
1) Normal
-        Neonatus → Acylovir 500mg/m2 setiap 8 jam selama 10 hari.
-        Anak-anak → terapi sintomatis atau Acyclovir 20mg/kgBB selama 7 hari.
-        Dewasa atau dengan kortikostreoid → Acylovir 5x 800mg selama 7 hari.
-        Wanita hamil, Pnemonia → Acylovir 5x 800mg selama 7 hari atau Acylovir IV 10mg/BB setiap 8jam selama 7 hari.pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dan mortalitas sampai diatas 40%.
-        Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diterapi           dengan antiviral oleh karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat terjadi. Sindroma varicella kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atas        temuan IgM dalam darah talipusat dan gambaran klinik pada neonatus antara lain :
-        Hipoplasia tungkai
-        Parut kulit
-        Korioretinitis
-        Katarak
-        Atrofi kortikal
-        mikrosepali
-        PJT simetrik
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu.
Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%.
 Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”
 Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan     mortalitas 30%.

2.  Imunokompromise 
-        Penyakit ringan –> Acyclovir 5×800mg selama 7-10 hari
-        Penyakit sedang –> Acyclovir IV 10mg/kgbb selama 7 hari atau lebih lama
-        Acyclovir resisten (AIDS) –> Foscarnet IV 40mg/kgbb sampai penyakit teratasi
            Selain pengobatan diatas untuk menurunkan demam, sebaiknya digunakan Asetamofen, jangan Aspirin. Obat anti-virus boleh diberikn kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam waktunya 24 jam setelah munculnya ruam yang pertamanya. Obat anti-virus lainnya adalah Vidarabin.
            Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C placebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat atau anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari placebo, minuman dari lidah buaya, ataupun runput laut






BAB III
 TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN  VARICELLA
Ny “A”  UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 12 MINGGU
DI BPM. ERLI, MAGUWOHARJO
No Register                            : 052765
Masuk Rs Tanggal/Jam        :25 -04-2013/ Jam 08.10 WIB
Di  Riwat di Ruang                : Pemeriksaan

I.     PENGKAJIAN
A.  IDENTITAS
IBU                                                                       SUAMI
Nama                 : “A”                                                    “ L”
Umur                 : 25 tahun                                            28 tahun
Agama               : Islam                                                 Islam
Suku /Bangsa    : Jawa/Indonesia                                 Jawa/Indonesia
Pendidikan        : SMA                                                  STM
Pekerjaan           : IRT                                                    Pegawai swasta
Alamat               : Maguwoharjo                                    Magowoharjo
No Telpon         : 085312046565                                    021888                       

B.  DATA SUBYEKTIF
1.    Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2.    Keluhan utama
- Ibu mengeluh merasa sedikit demam, nyeri kepala, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Serta adanya bintik-bintik merah berupa gelembung berisi cairan bening pada perut.

3.    Riwayat menstruasi
Menarche                  : 13 tahu                      Siklus              : 28 hari
Lama                         : 5-7 hari                      Teratur             : Teratur
Sifat darah                : cair                            Keluhan           : Tidak ada
4.    Riwayat Perkawinan
Status pernikahan     : syah               Menikah ke                         : 1
Lama                         : 1 tahun          Usia menikah pertama kali : 24 tahun

5.    Riwayat obstetrik : G1 P0 A0 AH0
No
Hamil
ke
Persalinan
Anak
Nifas
Tahun
Tempat
Umur kehamilan
Jenis
penolong
JK
BB
B
Keadaan

1
Hamil ini











6.   Riwayat kontrasepsi yang digunaka
No
Jenis kontrasepsi

Pasang
Lepas
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Tempat
Alasan
1
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi











7.    Riwayat Kehamilan sekarang
a.    HPM        : 01-02-2013
  HPL         : 08-11-2013
b.    ANC pertama kali umur kehamilan                     :   4+2   minggu
c.    Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi          : 2 x,               Tempat :  BPS             Oleh : Bidan
Keluhan            : Mual muntah, pusing
 Terapi              : Asam folat , kalsium
Trimester II
Frekuensi          : belum dilakukan           
Keluhan            : ­-
Terapi               : -
Trimester III
Frekuensi         : belum dilakukan
Keluhan           :-
Terapi : -
d.   Imunisasi TT
TT1 : desember  2012 (caten)
TT2  : Pada umur kehamilan 4+2 Minggu
TT3: belum dilakukan
TT4:Belum dilakukan
e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin  
8.    Riwayat kesehatan
a.    Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
     Ibu mengatakan saat ini sedang menderita penyakit hipertensi
     Ibu mengatakan tidak sedang / pernah menderita penyakit menular ( PMS, HIV/ AIDS, HEP B) penyakit menahun( ASMA, Jantung. Ginjal)
b.    Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita penyakit hipertensi
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun ( DM, ASMA, ), penyakit menahun seperti (Jantung , Ginjal, ASMA).
c.    Riwayat keturunan kembar
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
d.   Riwayat Operasi
     Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e.    Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9.      Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil                                                                  Saat hamil
a.       Nutrisi
Makan
Frekuensi        : 3 x/hari                                              4- 5 x/hari
Jenis               : nasi, sayur, lauk                                 nasi, sayur, lauk
Porsi               : 1 piring                                              1 piring
Pantangan      : tidak ada                                           tidak ada
Keluhan          : tidak ada                                           tidak ada
Minum     
Frekuensi        : 6-7 x/hari                                            7- 10 x/hari
Jenis               : air putih,teh                                       air putih,susu
Porsi               : 1 gelas                                               1 gelas
Pantangan      : tidak ada                                          tidak ada
Keluhan          : tidak ada                                          tidak ada

b.      Eliminasi
BAB
Frekuensi        : 1 x/hari                                              1 x/hari
Warna             : kuning kecoklatan                             kuning kecoklatan
Konsistensi     : lembek                                               lembek
Keluhan          : tidak ada                                           tidak ada
BAK
Frekuensi        : 5-6 x/hari                                              6- 8 x/hari
Warna             : kuning jernih                                     kuning jernih
Konsistensi     : cair                                                    cair
Keluhan          : tidak ada                                           tidak ada


c.       Istirahat
Tidur siang
Lama              : 2 jam                                                 3 jam
Keluhan          : tidak ada                                           tidak ada
Tidur malam
Lama              : 8 jam                                                 10 jam
Keluhan          : tidak ada                                           tidak ada

d.      Personal Higiene
Mandi             : 2 x/hari                                              2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari                                              2 x/hari
Gosok gigi      : 2 x/hari                                              2 x/hari
Keramas         : 3 x/minggu                                        3 x/minggu

e.       Pola seksualitas
Frekuensi        : 2 x/minggu                                        1 x/minggu
Keluhan          : tidak ada                                            tidak ada
f.                  Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti: mencuci, menyapu dan memasak.

10.     Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
     Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).

11.     Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan  persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-       Ibu mengatakan ibu,suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
-       Ibu mengatakan  belum  mempersiapkan persalinan seperti : pendamping ibu
pada saat persalinan, Donor darah, kendaraan, tempat persalinan, penolong
persalinan.
-       Ibu mengatakan ingin memberikan ASI secara Esklusif pada bayinya.
-       Ibu mengatakan ingin merawat bayinya sendiri.
-       Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
-       Ibu mengatakan mengikuti kegiatan social dikampungnya seperti pkk.
-       Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu
mertua.

12.     Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
-       Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
-       Ibu mengatakan belum mengetahui menganai laktasi.
-       Ibu mengatakan belum  mengetahui cara perawatan bayi.

13.      Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-       Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah
pabrik dan jauh dari kandang hewan)
-       Ibu menagatakan tidak mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing,
anjing, ayam, dan burung.

C.  DATA OBYEKTIF
1.    Pemeriksaan umum
Keadaan umum                     : Baik
Kesadaran                             : Composmetis
Status emosional                   : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah             : 120/100mMhg                    Nadi                : 84x/menit
Pernafasan                : 21x/menit                              Suhu                :36,3oC
Berat badan sebelum hamil : 48 kg                           Tinggi badan    : 156 cm
Berat badan saat hamil         : 57 kg
2.    Pemeriksaan fisik
Kepala                    : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
   Rambut                  : panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
Muka                      : oval,  ada strei gravidarum, tidak ada bekas luka,
tidak oedem
Mata                       : simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva pucat
sclera ikterik dan penglihatan baik.
Telinga                   : simetris, bersih,  trdapat lubang dan gendang telinga
pendengaran baik
Hidung                   : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada
polip, tidak secret                         
Mulut                     : simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,
lidah  bersih.
Leher                      : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan
tidak ada pembesaran kelenjar vena jugu laris.
Dada                      : tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding
dada.
Payudara                : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mamae, dan Colostrums belum keluar.
Abdomen               : ballotemen (+)   terdapat bintik – bintik berupa merah berupa gelembung berisi cairan bening pada perut
Leopold I                    : belum dilakukan
  Leopold II                 : belum dilakukan
Leopold III                 :belum dilakukan
Leopold IV                 : belum dilakukan
Palpasi supra pubic     : tidak dilakukan
Osborn test                               : tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal  : tidak dilakukan,                       
TBJ                              : -
Auskultasi Djj              : -
Estremitas Atas           : Tidak ada oedem, jari kuku tidak pucat
Ekstermitas Bawah     : Tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki
   kanan dan kiri positif
Genetalia                     :Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada tanda – tanda infeksi
Anus                            : Tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda infeksi

3.    Pemeriksaan penunjang                           
   Tidak ada
4.    Data Penunjang
Protein  urin          : -
       Hb                        : 12gr/dl

II.  INTERPRETASI DATA
A.  Diangnosa kebidanan
Seorang ibu Ny ”A” umur 25 tahun G1  P 0  A 0   UK 12  dengan varicella
Data dasar
Data subyektif : 
-      Ibu mengatakan umur 25 tahun
-      Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama
-       Ibu mengatakan belum pernah keguguran
-       Ibu mengatakan sedikit deman, nyeri kepala,pilek lesu , cepat lelah
-       Ibu mengatakan terdapat bintik – bintik  pada perutnya
         Data Obyektif :
KU      : baik,                                         Kesadaran : Composmetis
TTV    : TD: 120/100mMhg                  R         : 23/menit
N         :84/menit                                    S          : 37.5oC
Ibu terliat pucat dan cemas.
Pemeriksaan abdomen : terdapat bintik-bintik merah berupa gelembung berisi cairan bening berbentuk oval  punggung, Lesi yang terdapat di perut dan terdiri  atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda stadium  erupsinya) dan penyebaran tidak merata.

B.     Masalah
   - ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data dasar
Data subyektif
-            Ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data obyektif
-            Ibu tampak khawatir dan gelisah
C.     KEBUTUHAN KUSUS
   -KIE tentang penyakit varicella dalam kehamilan
-KIE cara mencegah dan mengatasi timbulnya penyakit varicella 
        
III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
-            Dari varicella dapat menyebabkan terjadinya sindroma fetal 0.3% ( bayi lahir dengan cacat)
IV.   ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.      MANDIRI
-        Melakukan observasi pada ibu
B.       KOLABORASI
-        Berkolaborsi dengan dokter SPOG
-        Berkolaborasi dengan laboraturium

C.       MERUJUK
-        Merujuk kefasilitas kesehatan yang memadai  untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan lebih lanjut oleh dokter bagian obstetric dan ginekologi


V.   PERENCANAAN    Tanggal 25-04 -2013,  Pkl: 08.20 WIB     Oleh: Bidan
o              beritahu ibu  dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
o              Beritahu ibu keluhan yang dirasakan
o              KIE mengenai penyakit varicella
o              KIE komplikasi varisella terhadap janin dan ibu
o              Anjurkan  ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
o              Anjurkan ibu untuk  menjaga kebersihan personal hygene
o              Anjurkan ibu untuk istirahat
o              KIE nutrisi
o              Beri terapi obat
o              Rujuk kedokter  SPOG
o              Dokumentasi
                                                           
VI.PELAKSANAAN    Tanggal 25-04-2013    Pkl:  08.30 WIB         Oleh: Bidan
o    Memberitahu kepada ibu tentang keadaan ibu yaitu:TD: 120/100mmhg       R         : 23x/menit  N : 84x/menit S          : 36,3oC, ibu dan janinya dalam keadaan baik dan saat ini ibu sedang mengalami varicella.
o    Memberitahu kepada ibu keluhan yang dirasakan itu gejala awal yang biasa terdapat pada varisella atau yang biasa disebut cacar air, dimana ibu biasanya akan merasa pusing, demam, pilek, lesu, cepat lelah, dan terdapat bintk – bintik  berupa vesikel pada bagian tubuh.
o    Memberitahu ibu tentang penyakit varisella yaitu:Varicella / chickenpox atau sering disebut cacar air adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik – bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Merupakan infeksi akut menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster. 
o    Menjelaskan pada ibu komplikasi yang bisa terjadi karena penyakit varicella diantaranya akan  terjadinya sindroma fetal sehingga bayi  ibu bisa lahir dengan cacat, dan ibu bisa  keguguran, jika tidak diobati secara benar.
o    Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan Pemeriksaan laboraturium dengan tes serologi IgM varicella zoster dan melalui pemeriksaan ELISA atau CFT, Pemeriksaan untuk menentukan imunitas ibu dengan menggunakan FAMA -Fluorescent Antibody Membrane Antigen
o    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang minimal 2 jam, tidak boleb tidur terlarut malam dan melakukan aktifitas yang melelahkan seperti angkat berat.
o    Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat, seperti yang terdapat pada sayuran hijau, buah- buahan, daging, ikan dan tempe, telor.ibu harus makanan minimal 3x/ hari dengan porsi yang lebih banyak.
o    Memberikan ibu obat kalsium, diminum 1x1/ hari, Acylovir 5x 800mg  diminum 3x1/ hari dan asetamofen 3x1/hari.
o    Merujuk ibu kefasiltas tenaga kesehatan yang memadai  untuk mendapatkan pengobatan dan pelayanan dari dokter obstetric dan ginekologi dan mendapatkan penanganan lebih lanjut.
o    Melakukan dokumentsai dengan mencatat semua hasil pemeriksaan pada buku IKA dan kunjungan ibu hamil.

VII.EVALUASI      Tanggal,25- 04-2013            Pkl: 08.40WIB            oleh: Bidan
o    Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinya  ibu merasa cemas
o    Ibu sudah paham dengan keluhan yang dialaminya ditandai ibu sudah terliat sedikit tenang.
o    Ibu sudah paham dengan penyakit varicella ditandai ibu mampu mengulang apa yang sudah dijelaskan oleh bidan.
o    Ibu mengerti  komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dan ibunya, ibu berharap dirinya dan janinya akan baik- baik saja.  
o    Ibu bersedia untuk  segera melakukan cek dilaboratorium terdekat.
o    Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup .
o    Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
o    Ibu bersedia untuk mengkonsumsi obatnya secara teratur.
o    Ibu bersedia untuk dirujuk kefasilitas tenaga kesehatan yang lebih lengkap.
o    Dokomentasi sudah dilakukan pada buku IKA dan kunjungan ibu hamil.




BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Herpes  termasuk jenis penyakit tua karena sudah ada sejak lama,  Herpes termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks. Virus herper ini tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati. Obat yang biasa diberikan untuk genital herpes adalah Acyclovir. Karena cara kerjanya menetap dalam system saraf tubuh, virus tersebut tidak dapat disembuhkan atau dihilangkan selama-lamanya. Herpes dapat juga ditularkan selama masa kehamilan dan kelahiran. Mengingat risiko yang mungkin terjadi pada bayi dalam kandungan, para dokter selalu menganjurkan operasi Caesar terhadap penderita.
Varicella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus varisella sozter,bisanya sering terjadi pada   anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan dan nifas.  Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus prematurus, atau kematian janin.
4.2. Saran
Bagi ibu yang sedang hamil sebaiknya Selama masa kehamilan selalu  menjaga daya tahan tubuh atau stamina  sehingga tidak rentan terserang berbagai penyakit.  infeksi seperti herpes dan varicella.
Diharapkan iu yang sedang hamil agar lebih menjaga kebersihan diri terutama pada bagian Genital (alat kelamin), karena hal itu dapat mencegah timbulnya jamur atau virus pada bagian genital yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti Herpes Genitalis dan varicella.
Jika ibu mengalami gejala – gejala seperti nafsu makan berkurang, demam, terdapat ruam pada bagian tubuh, dan tersa gatal  ibu harus segera datang ketenaga kesehatan untuk mendapatkan pengobataan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
http://sichesse kesehatan .com/2012/04/makalah-asuhan-kebidanan-varicella-pada.html diunduh pada hari  Minggu,28 April 2013 Pkl: 14.00 WIB


 


2 opmerkings:

  1. Blog yang menarik dan informatif sekali

    Klinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.

    Biaya Operasi Kutil Kelamin

    Cara Menyembuhkan Herpes Zoster

    Penyebab Virus herpes Simplek

    Bahaya Herpes pada Ibu Hamil

    AntwoordVee uit
  2. Blog yang menarik dan informatif sekali

    Klinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.

    Biaya Operasi Kutil Kelamin

    Cara Menyembuhkan Herpes Zoster

    Penyebab Virus herpes Simplek

    Bahaya Herpes pada Ibu Hamil

    AntwoordVee uit