Donderdag 23 Mei 2013

Makalah Milliaris




MILLIARIASIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Neonatal, bayi dan Balita
Dosen Pengampu :
Inayati Ceria S.SiT
Unriyo_baru.jpg
Disusun oleh :
Kelompok 9
A8.5
11150190        Ayu Fatmawati
111501            Elistiari
11150218        Teresia Sagita


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2013






KATA PENGANTAR



         Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini tepat waktu.
        Tugas kelompok berjudul “MILLIARIS” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan  Neonatus Bayi dan Balita.      
 Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih terdapat banyak kesalahan baik penulisan maupun dari segi materi pembahasan, maka dari itu penyusun masih mengharapkan saran yang bersifat membangun agar tugas ini dapat sempurna dikemudian hari.
         Akhir kata, penyusun mengucapkan selamat membaca dan semoga tugas ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.


Yogyakarta, 22 April 2013


                                                                                                        Penulis



















BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang lazim terjadi diantaranya adalah adanya miliaris atau biang keringat.
Biang keringat kerap kita temui pada  neonatus ,bayi dan balita, karena kulit mereka cenderung lebih sensitif daripada orang dewasa. Bahkan 70 persen dari tubuh bayi mengandung air, itulah mengapa bayi mudah sekali mengeluarkan keringat bila dibandingkan dengan orang dewasa. Masalah kembali bertambah saat anak Anda rewel karena rasa gatalnya yang terus mengganggu. Jangan panik, sebelum tergesa-gesa memberi anak Anda bermacam-macam obat, kenali dulu tanda-tanda dan deskripsi dari biang keringat itu sendiri, jangan sampai nantinya Anda salah mendeskripsikan keadaan anak Anda dan memberinya obat yang salah.
Biang keringat atau biasa disebut dalam istilah medis dengan miliaris adalah penyakit kulit yang ditandai dengan kemerahan, muncul papul (bintil-bintil), dan gatal. Penyebabnya bisa terjadi pada cuaca yang lembab, panas, karena peredaman yang terus- menerus pada kulit oleh keringat sehingga lemak kulit terbuang. Biang keringat biasanya muncul pada anak-anak yang bertempat tinggal di daerah yang lembab dan sangat pamnas. Gatalnya yang hebat menyebabkan gangguan tidur,men gurangi nafsu makan, dan gangguan umum infeksi sekunder.


B.Tujuan
a.       Apa pengertian dari milliaris?
b.      Apa penyebab dari milliaris ?
c.       Bagaimana tanda dan gejala milliaris?
d.      Bagaimana pencegahan milliaris?
e.       Bagaimana penatalaksanaan milliaris?

C.Rumusan Masalah

a.       Untuk mengetahui pengertian dari milliaris
b.      Untuk mengetahui penyebab dari milliaris
c.       Untuk memahami tanda dan gejala milliaris
d.      Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya milliaris
e.       Untuk mengetahui penatalaksanaan terhadap milliaris









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Milliariasis disebut juga sudamina, biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat . ( Adhi Djuanda, 1987)
Miliariasis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar keringat.(Hassan, 1984).
Miliariasis adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel milier. (Adhi Djuanda, 1987).
Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. (Vivian, 2010)
Miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya, yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya kelenjar atau duktus kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988).
Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher, bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000).

  
Gambar milliariasis

B. Klasifikasi Milliaris
1. Miliaria Kristalina
Pada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1-2 mm  berisi cairan jernih tanpa disertai kulit kemerahan, terutama pada badan setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas.
Vesikel bergerombol tidak disertai tanda-tanda radang atau inflamasi pada bagian badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi keluhan subjektif dan sembuh dengan sisik yang halus.
Pada gambaran histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal. Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis dan menyerap keringat. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi lipat siku, lipat lutut, lipat payudara, lipat paha dan punggung, dahi, leher, dan dada. Vesikel terletak sangat superfisial, kecil dan tembus terang, tidak disertai tanda-tanda inflamasi dan mudah pecah. Biasanya tidak ada keluhan subjektif. (Hassan, 1984)
Milliaris  timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam di ranjang. Lesinya berupa vesikel sangat superfisial, jernih, dan kecil tanpa reaksi peradangan, asimptomatik dan berlangsung singkat dan cenderung mudah pecah akibat trauma teringan pun. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)


2. Miliaria Rubra
Penyakit ini lebih berat daripada miliariasis kristalina. Terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan ataupun gesekan pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih. Milliaria jenis ini terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik. Kelainan bentuknya dapat berupa gelembung merah kecil, 1-2 mm, dapat tersebar dan dapat berkelompok. (Adhi Djuanda, 1987)
Patogenesisnya belum diketahui pasti, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan primer, banyak keringat dan perubahan kualitatif, penyebabnya adanya sumbatan keratin pada muara kelenjar keringat dan perforasi sekunder pada bendungan keringat di epidermis.
Pendapat kedua mengatakan bahwa primer kadar garam yang tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis dan sekunder terjadi pada muara kelenjar keringat. Staphylococcus juga diduga memiliki peranan. Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi sama seperti pada miliaria kristalina. Lesinya berupa papulo vesikula eritematosa yang sangat gatal dan diskrit, kemudian konfluens dengan dasar merah, sering terjadi maserasi karena terhalangnya penguapan kelembaban. Keringat keluar ke stratum spinosum. Bisa terjadi infeksi sekunder dengan impetigo dan furunkulosis, terutama pada anak-anak. Terutama timbul pada bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti punggung dan dada. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
3. Miliaria Profunda
Bentuk ini agak jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra.ditandai dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat di badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak terdapat eritema. (Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel yang berwarna merah daging, disertai gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama sekali tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)
4. Miliaria Pustulosa
Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas, superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)

C. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.

a.       Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang

b.      Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat

c.       Aktivitas yang berlebihan

d.      Setelah menderita demam atau panas

e.       Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum.

D. Patofisiologi

Terjadinya milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar kemudian diabsorpsi oleh stratum korneum. (Vivian, 2010)

Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)


F. Tanda dan Gejala
Bintik-bintik merah atau ruam pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini disebabkan peradangan kulit pada bagian tersebut. Penyebabnya adalah proses pengeringan yang tidak sempurna saat dilap dengan handuk setelah bayi dimandikan. Apalagi jika si bayi gemuk sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.
Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan bagian tubuh yang tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala utama ialah gatal-gatal seperti ditusuk-tusuk, dapat disertai dengan warna kulit yang kemerahan dan gelembung berair berukuran kecil (1-2 mm). kondisi ini bisa kambuh berulag-ulang terutama jika udara panas dan berkeringat.

G.    Pencegahan

a.       Segera keringkan tubuh bayi dengan kain yang lembut jika terlihat tubuhnya basah oleh keringat.

b.      Pada cuaca panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat.

c.       Mengganti segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran.

d.      Mengkondisikan ruangan ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan pengap.

e.       Mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam lancar.

f.       Memandikan bayi secara teratur.

g.      Menghindarkan pakaian yang tidak menyerap keringat.

 

H. Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada beratnya penyait dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah sebagai berikut:

a.       Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.

b.      Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.

c.       Upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.

d.      Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.

e.       Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.

f.       Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi.

g.      Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar

h.      Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic.

i.        Menjaga kebersihan kuku dan tangan. kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.

 

      I. Peran Bidan

Berikut ini merupakan peran bidan dalam kasus milliariasis yang ditinjau dari aspek pelayanan kesehatan promotif, kuratif, rehabilitatif, dan preventif. Diantaranya yaitu:

a. Pelayanan kesehatan promotif
Memberikan informasi kepada ibu dan kelurga  mengenai:
a)      Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b)      Kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.
c)      Keringat yang harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan kotor. (Vivian, 2010)

b.Pelayanan kesehatan preventif
a)      Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar serta menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
b)      Melakukan perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
c)      Menjaga kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.
d)     Keringat harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan kotor. (Vivian, 2010)



 c. Pelayanan kesehatan kuratif
a)      Topikal bisa diberikan bedak atau bedak kocok pendingin dengan bahan antigatal, dapat ditambah dengan mentol 0,25% sampai 1% kalau gatal. Lanolin anhidrat dan salephidrofilik bisa menghilangkan sumbatan pori sehingga mempermudah aliran keringat yang normal.
b)      Kasus ringan bisa berespon dengan bedak seperti talkum bayi. Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul akibat infeksi, penderita sebaiknya segera dibawa ke dokter. Dokter akan memberikan obat minum serta krim atau salap bila diperlukan, untuk mengatasi keluhan tersebut. Dan bila timbul bisul jangan dipijat arena kuman dapat menyebar ke sekitar sehingga semakin meluas. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
c)      Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering, anjurkan untuk diberi bedak salicil atau bedak kocok setelah mandi. Dan bila membasah jangan berikan bedak karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar. (Vivian, 2010)

d.Pelayanan kesehatan rehabilitatif
a)      Sedapat mungkin mencegah produksi keringat yang berlebihan, dengan cara menghindari hawa panas dan kelembaban yang berlebihan, misalnya memakai pakaian tipis dan menyerap keringat, mandi dengan air dingin dan menggunakan sabun. Selama berbagai faktor penyebab yang berpengaruh dapat diatasi, kekambuhan dapat dihindari.
b)      Biang keringat dapat membaik dalam beberapa hari setelah penderita pindah ke lingkungan yang lebih sejuk, atau ke tempat dengan ventilasi yang lebih baik. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)

J. Contoh Kasus Pada Neonatus Dengan Millirisis Rubra
Seorang ibu nNy A datang keBPM Rosallia untuk memeriksakan bayi perempuanya , ibu mengatakan bayinya berumur 7 hari, dan saat ini pada badan  bayinya terdapat gelembung berwarna merah, kecil – kecil dan berkelompok, terutama pada punggung dan dada sejak 2 hari yang lalu, sehingga bayinya rewel, menangis, , ibu merasa cemas dengan keadaan bayinya.
K. Penatalaksanaan Pada Neonatus Dengan Milliaris Rubra
a.       Diagnosa
seorang bayi Ny A umur 7 hari dengan milliarisis rubra
b.      Data Subyektif
-        Ibu mengatakan bayinya berumur 7 hari
-        Ibu mengatakan terdapat gelembung merah kecil – kecil pada badan bayinya
-        Ibu mengatakan bayinya rewel dan sering menangis
-        Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan bayinya
c.       Data Obyektif
-        Nadi: 140 X/ menit                                Suhu: 37° C
-        Respirasi: 55X/menit
-        Badan bayi terdapat gelembung merah,dengan diameter 1-2 mm
-        Gelembung merahnya  bergerombol  pada bagian punggung dan dada
d.      Terapi
Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu:

-        Nadi : 140 x menit, Suhu: 37° C , Respirasi: 55X/menit dan bayi ibu mengalami milliarisis rubra atau yang biasa disebut dengan keringat buntet, ini disebabkan kerena penyumbatan keringt didalam tubuh, ibu tidak perlu kawatir karna bayinya dalam keadaaan baik

-        Memberitahu kepada ibu untuk menciptakan lingkungan  pada bayi dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya bayi tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.

-        Menganjurkan kepada ibu untuk menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit, seperti kain baju yang terbuat dari bahan kapas asli, atau katun.

-        Menganjurkan kepada ibu untuk segera mengganti pakaian yang basah dan kotor, supaya badan bayi tetap terjaga kebersihanya.

-        Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan kuku dan tangan bayinya  (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)

-        Memiberikan bedak salicil 2% dan mentol 0,5% - 2%, untuk menghilangkan rasa  gatal dan pedih  diberikan 3x/ hari sebelumnya dibersihkan dahulu badan bayi.

-        Menberi tahu ibu jadwal kunjungan ulang 3 hari dari sekarang, atau  jika ada keluhan lainya ibu segera datang ketenaga kesehatan.









 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir diantaranya adalah masalah miliariasis/sudamina/liken tropikus/biang keringat. hal ini disebabkan oleh kuman. Maka dari itu sebagai seorang bidan, kita harus terampil dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun yang memiliki kelainan (masalah) untuk menghindari terjadinya masalah tersebut.

Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala

B. Saran

Sebaiknya jangan memakaikan baju yang tidak bisa menyerap keringat pada bayi karena bayi mudah berkeringat, Pada cuaca panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat,Mengganti segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran, mengkondisikan ruangan ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan pengap,mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam lancer,memandikan bayi secara teratur.




DAFTAR PUSTAKA

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak.. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sudarti, dan Fauziah, Afroh. 2012. Asuahan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti 2012. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://mayasarimajang.wordpress.com/2011/04/14/milliariasis-pada-bayi/Milliariasis



Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking