MILLIARIASIS
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Neonatal, bayi dan
Balita
Dosen
Pengampu :
Inayati Ceria S.SiT
Disusun
oleh :
Kelompok 9
A8.5
11150190 Ayu
Fatmawati
111501 Elistiari
11150218 Teresia Sagita
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2013
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini tepat
waktu.
Tugas kelompok berjudul “MILLIARIS” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi
dan Balita.
Penyusun menyadari
bahwa tugas ini masih terdapat banyak kesalahan baik penulisan maupun dari segi
materi pembahasan, maka dari itu penyusun masih mengharapkan saran yang
bersifat membangun agar tugas ini dapat sempurna dikemudian hari.
Akhir kata, penyusun
mengucapkan selamat membaca dan semoga tugas ini bermanfaat dikemudian hari.
Amin.
Yogyakarta,
22 April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Asuhan
Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan kebidanan
pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada
bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Neonatus,
bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat
menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang
lazim terjadi diantaranya adalah adanya miliaris atau biang keringat.
Biang keringat kerap kita temui pada neonatus ,bayi dan balita, karena kulit mereka cenderung lebih
sensitif daripada orang dewasa. Bahkan 70 persen dari tubuh bayi mengandung
air, itulah mengapa bayi mudah sekali mengeluarkan keringat bila dibandingkan
dengan orang dewasa. Masalah kembali bertambah saat anak Anda rewel karena rasa
gatalnya yang terus mengganggu. Jangan panik, sebelum tergesa-gesa memberi anak
Anda bermacam-macam obat, kenali dulu tanda-tanda dan deskripsi dari biang
keringat itu sendiri, jangan sampai nantinya Anda salah mendeskripsikan keadaan
anak Anda dan memberinya obat yang salah.
Biang keringat atau biasa disebut dalam
istilah medis dengan miliaris adalah penyakit kulit yang ditandai dengan
kemerahan, muncul papul (bintil-bintil), dan gatal. Penyebabnya bisa terjadi
pada cuaca yang lembab, panas, karena peredaman yang terus- menerus pada kulit
oleh keringat sehingga lemak kulit terbuang. Biang keringat biasanya muncul
pada anak-anak yang bertempat tinggal di daerah yang lembab dan sangat pamnas.
Gatalnya yang hebat menyebabkan gangguan tidur,men gurangi nafsu makan, dan
gangguan umum infeksi sekunder.
B.Tujuan
a. Apa
pengertian dari milliaris?
b. Apa
penyebab dari milliaris ?
c. Bagaimana
tanda dan gejala milliaris?
d.
Bagaimana
pencegahan milliaris?
e.
Bagaimana
penatalaksanaan milliaris?
C.Rumusan Masalah
a.
Untuk
mengetahui pengertian dari milliaris
b.
Untuk
mengetahui penyebab dari milliaris
c.
Untuk
memahami tanda dan gejala milliaris
d.
Untuk
mengetahui cara pencegahan terjadinya
milliaris
e.
Untuk
mengetahui penatalaksanaan terhadap
milliaris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Miliariasis adalah kelainan
kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair
yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar
keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung),
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Milliariasis
disebut juga sudamina, biang keringat,
keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat . ( Adhi Djuanda, 1987)
Miliariasis
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar
keringat.(Hassan, 1984).
Miliariasis
adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel
milier. (Adhi Djuanda, 1987).
Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat. (Vivian, 2010)
Miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat
penyumbatan kelenjar keringat dan porinya, yang lazim timbul dalam udara panas
lembab seperti daerah tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim
hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena sekresinya terhambat maka
menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya kelenjar atau duktus kelenjar
keringat. Keringat yang masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan perubahan
anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh
edema akibat keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988).
Miliariasis
atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher,
bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan
ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti
rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak
gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000).
Gambar milliariasis
B. Klasifikasi Milliaris
1. Miliaria Kristalina
Pada penyakit ini terlihat vesikel
berukuran 1-2 mm berisi cairan jernih tanpa disertai kulit kemerahan,
terutama pada badan setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas.
Vesikel bergerombol tidak disertai
tanda-tanda radang atau inflamasi pada bagian badan yang tertutup pakaian.
Umumnya tidak memberi keluhan subjektif dan sembuh dengan sisik yang halus.
Pada gambaran histopatologik
terlihat gelembung intra/subkorneal. Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan
menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian
tipis dan menyerap keringat. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi lipat siku,
lipat lutut, lipat payudara, lipat paha dan punggung, dahi, leher, dan dada.
Vesikel terletak sangat superfisial, kecil dan tembus terang, tidak disertai
tanda-tanda inflamasi dan mudah pecah. Biasanya tidak ada keluhan subjektif.
(Hassan, 1984)
Milliaris timbul pada pasien dengan peningkatan keringat
seperti pasien demam di ranjang. Lesinya berupa vesikel sangat superfisial,
jernih, dan kecil tanpa reaksi peradangan, asimptomatik dan berlangsung singkat
dan cenderung mudah pecah akibat trauma teringan pun. (E.Sukardi dan Petrus
Andrianto, 1988)
2. Miliaria Rubra
Penyakit ini lebih berat daripada
miliariasis kristalina. Terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan ataupun
gesekan pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular yang
sangat gatal dan pedih. Milliaria jenis ini terdapat pada orang yang tidak
biasa pada daerah tropik. Kelainan bentuknya dapat berupa gelembung merah
kecil, 1-2 mm, dapat tersebar dan dapat berkelompok. (Adhi Djuanda, 1987)
Patogenesisnya belum diketahui
pasti, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan primer, banyak
keringat dan perubahan kualitatif, penyebabnya adanya sumbatan keratin pada
muara kelenjar keringat dan perforasi sekunder pada bendungan keringat di
epidermis.
Pendapat kedua mengatakan bahwa
primer kadar garam yang tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis dan sekunder
terjadi pada muara kelenjar keringat. Staphylococcus juga diduga memiliki
peranan. Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum
sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis.
(Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi sama seperti
pada miliaria kristalina. Lesinya berupa papulo vesikula eritematosa yang
sangat gatal dan diskrit, kemudian konfluens dengan dasar merah, sering terjadi
maserasi karena terhalangnya penguapan kelembaban. Keringat keluar ke stratum
spinosum. Bisa terjadi infeksi sekunder dengan impetigo dan furunkulosis,
terutama pada anak-anak. Terutama timbul pada bagian tubuh yang tertutup
pakaian seperti punggung dan dada. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
3. Miliaria Profunda
Bentuk ini agak jarang terjadi
kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria
rubra.ditandai dengan papula putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama
terdapat di badan ataupun ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih
dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak
gatal, dan tidak terdapat eritema. (Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik
tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa
infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban
yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang
tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula
resorshin 3% dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana
saja, kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel yang berwarna
merah daging, disertai gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan
penyumbatan di bagian atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama
sekali tidak berfungsi. Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang
hebat. (Hassan, 1984)
4. Miliaria Pustulosa
Pada umumnya didahului oleh
dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel
superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas,
superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus
Andrianto, 1988)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang
panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.
a. Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
b. Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
c. Aktivitas yang berlebihan
d. Setelah menderita demam atau panas
e. Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum.
D. Patofisiologi
Terjadinya milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar kemudian diabsorpsi oleh stratum korneum. (Vivian, 2010)
Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)
F. Tanda dan Gejala
Bintik-bintik merah atau ruam pada leher dan ketiak
bayi. Keadaan ini disebabkan peradangan kulit pada bagian tersebut. Penyebabnya
adalah proses pengeringan yang tidak sempurna saat dilap dengan handuk setelah
bayi dimandikan. Apalagi jika si bayi gemuk sehingga leher dan ketiaknya
berlipat-lipat.
Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan
bagian tubuh yang tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala utama ialah
gatal-gatal seperti ditusuk-tusuk, dapat disertai dengan warna kulit yang
kemerahan dan gelembung berair berukuran kecil (1-2 mm). kondisi ini bisa
kambuh berulag-ulang terutama jika udara panas dan berkeringat.
G. Pencegahan
a. Segera keringkan tubuh bayi dengan kain yang lembut jika terlihat tubuhnya basah oleh keringat.
b. Pada cuaca panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat.
c. Mengganti segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran.
d. Mengkondisikan ruangan ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan pengap.
e. Mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam lancar.
f. Memandikan bayi secara teratur.
g. Menghindarkan pakaian yang tidak menyerap keringat.
H. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada beratnya penyait dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah sebagai berikut:
a. Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b. Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
c. Upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
d. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
e. Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
f. Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi.
g. Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
h. Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic.
i. Menjaga kebersihan kuku dan tangan. kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.
I. Peran Bidan
Berikut ini merupakan peran bidan dalam kasus milliariasis yang ditinjau dari aspek pelayanan kesehatan promotif, kuratif, rehabilitatif, dan preventif. Diantaranya yaitu:
a. Pelayanan kesehatan promotif
Memberikan informasi kepada ibu dan kelurga mengenai:
a) Perawatan
kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b) Kebersihan
kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores kulit
saat menggaruk.
c) Keringat
yang harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah
dan kotor. (Vivian, 2010)
b.Pelayanan kesehatan preventif
a) Menggunakan
pakaian yang tipis dan longgar serta menyerap keringat dan tidak terlalu
sempit.
b) Melakukan
perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
c) Menjaga
kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk.
d) Keringat
harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan
kotor. (Vivian, 2010)
c. Pelayanan kesehatan kuratif
a) Topikal
bisa diberikan bedak atau bedak kocok pendingin dengan bahan antigatal, dapat
ditambah dengan mentol 0,25% sampai 1% kalau gatal. Lanolin anhidrat dan
salephidrofilik bisa menghilangkan sumbatan pori sehingga mempermudah aliran
keringat yang normal.
b) Kasus
ringan bisa berespon dengan bedak seperti talkum bayi. Bila sangat gatal,
pedih, luka dan timbul bisul akibat infeksi, penderita sebaiknya segera dibawa
ke dokter. Dokter akan memberikan obat minum serta krim atau salap bila
diperlukan, untuk mengatasi keluhan tersebut. Dan bila timbul bisul jangan
dipijat arena kuman dapat menyebar ke sekitar sehingga semakin meluas. (Arjatmo
Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
c) Biang
keringat yang tidak kemerahan dan kering, anjurkan untuk diberi bedak salicil
atau bedak kocok setelah mandi. Dan bila membasah jangan berikan bedak karena
gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar. (Vivian, 2010)
d.Pelayanan kesehatan rehabilitatif
a) Sedapat
mungkin mencegah produksi keringat yang berlebihan, dengan cara menghindari
hawa panas dan kelembaban yang berlebihan, misalnya memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat, mandi dengan air dingin dan menggunakan sabun. Selama
berbagai faktor penyebab yang berpengaruh dapat diatasi, kekambuhan dapat
dihindari.
b) Biang
keringat dapat membaik dalam beberapa hari setelah penderita pindah ke
lingkungan yang lebih sejuk, atau ke tempat dengan ventilasi yang lebih baik.
(Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
J. Contoh Kasus Pada
Neonatus Dengan Millirisis Rubra
Seorang
ibu nNy A datang keBPM Rosallia untuk memeriksakan bayi perempuanya , ibu
mengatakan bayinya berumur 7 hari, dan saat ini pada badan bayinya terdapat gelembung berwarna merah,
kecil – kecil dan berkelompok, terutama pada punggung dan dada sejak 2 hari
yang lalu, sehingga bayinya rewel, menangis, , ibu merasa cemas dengan keadaan
bayinya.
K. Penatalaksanaan
Pada Neonatus Dengan Milliaris Rubra
a. Diagnosa
seorang bayi Ny A umur 7 hari dengan milliarisis rubra
b. Data
Subyektif
-
Ibu mengatakan bayinya berumur 7 hari
-
Ibu mengatakan terdapat gelembung merah
kecil – kecil pada badan bayinya
-
Ibu mengatakan bayinya rewel dan sering
menangis
-
Ibu mengatakan merasa cemas dengan
keadaan bayinya
c. Data
Obyektif
-
Nadi: 140 X/ menit Suhu: 37° C
-
Respirasi: 55X/menit
-
Badan bayi terdapat gelembung
merah,dengan diameter 1-2 mm
-
Gelembung merahnya bergerombol
pada bagian punggung dan dada
d. Terapi
Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu:
- Nadi : 140 x menit, Suhu: 37° C , Respirasi: 55X/menit dan bayi ibu mengalami milliarisis rubra atau yang biasa disebut dengan keringat buntet, ini disebabkan kerena penyumbatan keringt didalam tubuh, ibu tidak perlu kawatir karna bayinya dalam keadaaan baik
- Memberitahu kepada ibu untuk menciptakan lingkungan pada bayi dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya bayi tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
- Menganjurkan kepada ibu untuk menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit, seperti kain baju yang terbuat dari bahan kapas asli, atau katun.
- Menganjurkan kepada ibu untuk segera mengganti pakaian yang basah dan kotor, supaya badan bayi tetap terjaga kebersihanya.
- Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan kuku dan tangan bayinya (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
- Memiberikan bedak salicil 2% dan mentol 0,5% - 2%, untuk menghilangkan rasa gatal dan pedih diberikan 3x/ hari sebelumnya dibersihkan dahulu badan bayi.
- Menberi tahu ibu jadwal kunjungan ulang 3 hari dari sekarang, atau jika ada keluhan lainya ibu segera datang ketenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir diantaranya adalah masalah miliariasis/sudamina/liken tropikus/biang keringat. hal ini disebabkan oleh kuman. Maka dari itu sebagai seorang bidan, kita harus terampil dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun yang memiliki kelainan (masalah) untuk menghindari terjadinya masalah tersebut.
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala
B. Saran
Sebaiknya jangan memakaikan baju yang tidak bisa menyerap keringat pada bayi karena bayi mudah berkeringat, Pada cuaca panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat,Mengganti segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran, mengkondisikan ruangan ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan pengap,mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam lancer,memandikan bayi secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Markum.AH.
1999. Ilmu Kesehatan Anak..
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sudarti,
dan Fauziah, Afroh. 2012. Asuahan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sudarti
2012. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://mayasarimajang.wordpress.com/2011/04/14/milliariasis-pada-bayi/Milliariasis
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking